PAGAR DEWA, BE - Sejumlah guru di SDN 79 Pagar Dewa mengancam akan melakukan mogok mengajar karena pembayaran gaji mereka terhambat.
Dari data yang dihimpun, terhambatnya pencairan gaji disebabkan karena ulah beberapa oknum guru yang menunggak pembayaran hutang kepada lembaga-lembaga keuangan resmi. Mereka adalah Em, Rm, Fr dan Sa. Total hutang secara keseluruhan mencapai Rp 9 juta lebih. Dampaknya, hutang-hutang tersebut memangkas perolehan gaji yang menjadi hak dari guru-guru lainnya. \"Sebenarnya gaji ada dan siap dibagikan. Namun jumlahnya tidak utuh,\" ujar Bendahara SDN 79, Marlianti S Pd.
Dia menambahkan, sebenarnya pihaknya mempersilahkan bagi guru yang akan mengambil gaji saat ini, namn para guru menolak karena jumlahnya tidak sesuai, mereka juga bersolidaritas atas beberapa orang guru lainnya yang terancam tidak memproleh gaji karena ulah oknum-oknum tersebut
Lanjutnya, sebenarnya para guru sudah merencanakan akan mogok mengajar kemarin. Namun dirinya menyerukan agar hal tersebut tidak lakukan sekarang, karena merasa iba bila anak-anak murid terlantar. Marlianti mengusulkan agar para guru dapat bersabar sedikit lagi. \"Tadi (kemarin pagi, red) memang sudah ada rencana mogok mengajar. Tapi saya tenangkan. Para guru masih menunggu pelunasan hutang tersebut hingga hari Senin nanti,\" imbuhnya.
Senada dengan Marlianti, Kepala SDN 79, Dra Eva Puja Yuniar menyatakan rasa keprihatinannya atas ulah beberapa oknum guru tersebut. Dijelaskannya bahwa persoalan ini sesungguhnya sudah terjadi sejak dirinya menjadi kepsek, 2,5 tahun yang lalu. \"Biasanya kami talangi menggunakan dana kooperasi sekolah atau uang pribadi. Tapi karena persoalan ini tidak mungkin dibiarkan terus menerus, saya menyerahkan sepenuhnya kepada para guru di sini untuk mengambil sikap,\" katanya.
Eva menambahkan, sebagaian besar para guru sudah bersepakat tidak akan mengambil gaji sebelum hutang beberapa oknum tersebut dibayar. \"Ini adalah bentuk solidaritas sosial sekaligus sanksi moral bagi mereka yang berhutang agar segera melunasi hutang,\" paparnya.
Pantauan Bengkulu Ekspress, proses belajar mengajar saat itu berlangsung seperti biasa. Para siswa sempat bersorak dengan kedatangan awak media, namun kembali ke ruangan kelas setelah bel tanda istirahat usai berbunyi. Hanya ada satu kelas yang tampak kosong karena seharusnya di ajar oleh Em, salah satu oknum guru yang berhutangh, namun dia tidak datang. Kepsek kemudian masuk ke kelas tersebut untuk menggantikannya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bengkulu, Yunirhan MPd mengaku baru mengetahui informasi kejadian ini. (cw1)