NEWYORK - Anda seorang laki-laki yang ingin memiliki momongan? Anda perlu menghindari makanan dari daging olahan seperti bacon, sosis dan hamburger. Karena studi terbaru yang dilakukan peneliti Amerika menemukan bahwa mengonsumsi daging olahan bisa mengurangi jumlah sperma jauh di bawah normal.
Studi terbaru ini dilakukan peneliti dari Universitas Harvard. Mereka menemukan laki-laki yang kontinue mengonsumsi daging olahan secara signifikan memiliki jumlah sperma yang lebih sedikit di bawah laki-laki yang tidak mengonsumsi daging olahan. Kesimpulan ini dihasilkan setelah peneliti mempelajari pengaruh diet yang dikonsumsi dengan jumlah dan bentuk sperma dari 156 orang laki-laki yang memiliki masalah kesuburan.
Karenanya dari kajian ini, para peneliti di Harvard menyarankan agar pria yang ingin meningkatkan peluangnya memiliki anak lebih baik menghindari mengonsumsi daging olahan dan sebaliknya memperbanyak ikan. Para ahli mengatakan jenis hewan laut seperti Ikan Cod memiliki efek positif terhadap kesuburan.
Hasil riset ini dipresentasikan pekan ini di pertemuan Masyarakat Amerika untuk Pengobatan Reproduksi di Boston. Menanggapi temuan studi ini, Profesor Chris O\'Neill, spesialis reproduksi dan pengembangan obat di Universitas Sydney mengatakan dirinya tidak terkejut dengan temuan ini.
\"Daging yang diproses atau daging olahan adalah jenis makanan yang cenderung memicu peradangan kronis tingkat rendah di jaringan tubuh. Akibatnya muncul penyakit hati, stroke dan diabetes,” paparnya seperti dilansir ABC, Rabu (16/10).
Meski demikian, Profesor O\'Neill yakin temuan ini membutuhkan kajian lebih lanjut. \"Jenis makanan ini juga kerap dikaitkan dengan kondisi penurunan kesuburan, terutama laki-laki, jadi aspek apapun dari kondisi pria yang bisa mengurangi kesehatannya akan sangat bervariasi dan bisa jadi hal itu juga berdampak pada kualitas dan fungsi spermanya,” katanya.
Pendapat Profesor O\'Neill ini didukung oleh Presiden Masyarakat Kesuburan Australia, Mark Bowman. \"Saya pikir itu akan sangat tidak bijak dan tidak adil. Kesulitan yang dihadapi terkait morphologi sperma adalah tentang penampilan sperma, bentuknya sangat beragam. Dengan kata lain, tidak semua sperma yang bentuknya berbeda itu berarti sperma yang abnormal, area itu sangat sulit,” tegasnya.
Dr Bowman mengatakan fakta yang sudah jelas adalah adanya pengaruh antara pilihan gaya hidup dengan peluang pasangan untuk memiliki anak.
\"Kini makin banyak bukti yang menunjukan kalau diet dan gaya hidup memang berdampak pada tingkat kesuburan manusia dengan cara tertentu, dan kita tahu bukti itu bisa kita lihat dari pengaruh rokok atau konsumsi alkohol yang berlebihan,” ujarnya.
Sebaliknya, menurut dia, temuan ini hanya mengajarkan masyarakat tentang tren umum yang menegaskan semakin kita sehat, maka semakin baik tingkat kesuburan kita.
Dr. Bowman menyarankan bagi mereka yang tengan berusaha memiliki anak satu hal yang penting adalah jangan terlalu berlebihan menginterpretasikan hal-hal semacam ini. \"Tapi memang perlu memastikan anda memiliki diet yang baik dan seimbang, dari segala jenis kelompok makanan dengan proporsi sesuai, sambilan anda berolahraga yang rasional,” pungkasnya. (esy/jpnn)