BENGKULU, BE - Walhi Bengkulu mensinyalir terdapat 130 sungai dan anak sungai di Provinsi Bengkulu rawan banjir bandang. Hal itu disebabkan menumpuknya material berupa tumpukan kayu di hulu sungai karena aktivitas penebangan liar dan perkebunan. Berlian, Direktur Genesis yang merupakan salah satu lembaga anggota Walhi Bengkulu Minggu kemarin (13/10), mengatakan, tingginya aktivitas penebangan hutan yang terjadi di hulu sungai menyebabkan bekas tebangan dibuang begitu saja ke sungai sehingga membentuk bendungan kayu-kayu bekas tebangan ini. \"Jika terjadi hujan deras maka akan terjadi banjir. Ditakutkan bendungan kayu itu jebol akan hanyut dan menghantam pemukiman penduduk di hilir sungai,\" katanya. Ia melanjutkan investigasi ratusan sungai itu dilakukan dalam waktu yang panjang kegundulan hutan terjadi di kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota. Pembalakan liar yang terjadi di Provinsi Bengkulu masih cukup tinggi. Walhi juga menyampaikan kayu yang dilindungi itu diambil dari taman nasional dan hutan lindung. Berlian mencontohkan, sungai yang kerap mengalami hal tersebut adalah Sungai Manjunto di Mukomuko. Sungai itu kerap digunakan pembalak liar untuk mengangkut kayu dari hulu sungai ke hilir, sebelum dijual ke beberapa pengusaha kayu. \"Dalam satu tahun setidaknya ratusan kubik kayu jenis meranti merah keluar dari kawasan tersebut. Akibatnya hutan gundul dan sisa tebangan itu dibuang begitu saja ke sungai ini mengancam kehidupan ribuan masyarakat yang bermukim di hilir sungai,\" kata Berlian. (100)
130 Sungai Rawan Banjir Bandang
Senin 14-10-2013,10:50 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :