Bagi Pasar Asuransi Asia
JAKARTA - Perekonomian yang tumbuh cepat di kawasan Asia menjadikan kawasan itu menjadi incaran perusahaan asuransi multinasional. Salah satu yang terdepan dalam menguasai pasar Asia adalah AIA Group Limited. Perusahaan yang bermarkas di Hongkong tersebut terus mencetak pertumbuhan double digit dalam lima tahun terakhir.
Menurut Group Chief Executive and President AIA Group Mark E. Tucker, kesuksesan AIA tidak lepas dari keputusan perusahaan untuk berfokus di pasar Asia Pasifik. Total, hingga saat ini AIA telah menyediakan layanan yang menjangkau 17 negara. \"Kami telah memutuskan Asia sebagai daerah operasi kami satu-satunya. Fokus kami terhadap pasar Asia Pasifik telah membawa kami pada posisi terdepan,\" ungkap Mark E. Tucker dalam interview one on one dengan Jawa Pos di Grand Hyatt, Jakarta, kemarin (8/10).
Tucker mengungkapkan, jasa keuangan, khususnya asuransi, semakin dibutuhkan dalam lima tahun atau lebih di Asia. Dalam periode 2010 hingga 2017, di Asia, ungkap Tucker, ada sekitar 350 juta warga yang mengalami kenaikan level ekonomi dari masyarakat kelas bawah ke kelompok kelas menengah dalam strata perekonomian. \"Peningkatan strata sosial tersebut akan diikuti perubahan pola konsumsi. Orang semakin sadar akan perlindungan terhadap keluarga, anak-anak, dan kesehatan,\" ungkapnya. Hal tersebut tentu mendatangkan peluang besar bagi perusahaan asuransi.
Mengutip Bloomberg, dalam enam bulan pertama tahun ini, AIA sukses melampaui Ping An Insurance Group Co. sebagai perusahaan asuransi terbesar kedua di Asia dari aspek nilai market. Laba bersih perusahaan tumbuh 17 persen menjadi USD 1,3 miliar. Nilai premi baru juga melampaui prediksi dengan kenaikan 26 persen menjadi USD 645 juta.
Bagaimana pasar Indonesia? Tucker yang menjadi CEO di AIA sejak Juli 2010 optimistis Indonesia segera meraih posisi pertama atau kedua sebagai negara dengan kontribusi pasar terbesar di Asia. \"Dari 17 negara kami beroperasi, semua memiliki potensi tak terbatas. Namun, Indonesia bisa melebihi yang lain,\" ujar pria kelahiran Afrika Selatan 55 tahun lalu itu.
Tucker yakin Indonesia bisa melampaui India dan negara-negara penyumbang pasar terbesar bagi AIA lainnya, seperti Tiongkok dan Thailand. Saat ini tingkat penetrasi bisnis baru asuransi di Indonesia baru 2 persen dan kesenjangan proteksi (protection gap) hingga 77 persen. \"Ini adalah potensi luar biasa mengingat populasi ratusan juta warga yang tinggal di negara ini,\" katanya.
Namun, di samping potensi yang besar, Tucker mengingatkan bahwa Indonesia juga memiliki PR besar, yakni pengembangan pendidikan asuransi. (gen/c6/kim)
Indonesia Bisa Nomor Satu
Rabu 09-10-2013,14:30 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :