Obat-Obatan Menumpuk di Gudang

Selasa 08-10-2013,18:50 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

KOTA MANNA, BE - Komisi C DPRD Bengkulu Selatan (BS) kemarin menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke Dinas Kesehatan BS. Hal ini dilakukan karena DPRD mendapat laporan warga yang sering berobat di puskesmas-puskesmas jika puskesmas kekurangan stok obat. Bahkan warga yang sakit ini sering disuruh untuk membeli obat di luar. Padahal pemerintah pusat dalam tahun 2013 telah mengucurkan dana Rp 1,5 Mi untuk pembelian obat. Namun anehnya saat Komisi C mendatangi gudang farmasi Dinkes BS tempat penyimpanan obat-obatan, ternyata ditemukan obat-obatan yang menumpuk dalam jumlah yang banyak.\"Kok kami temukan banyak obat-obatan menumpuk di gudang, padahal laporan warga sering diharuskan beli obat di luar puskesma lantaran persediaan obat kosong,\" kata Ketua Komisi C DPRD BS, Hadiar Saito SSos didampingi dengan anggota Komisi C lainnya, Agusman Jahim  SH, Drs Yunadi, dan Surhan Uyup kemarin. DPRD pun menyayangkan adanya penumpukan obat di gudang. Sebab jika obat-obatan itu disalurkan di setiap puskesmas-puskesmas, maka stok obat-obatan tidak akan kurang. Hal ini tentunya tidak akan membuat warga harus membeli obat di luar puskesmas. Sebab sambung dia tidak semua warga BS mampu membeli obat. Terlebih lagi pengadaan obat itu untuk mengobati warga miskin secara gratis. \"kalau memang banyak obat digudang seharusnya didistribusikan ke semua puskesmas agar puskesmas tidak kekurangan stok obat dan warga tidak harus beli lagi,\" tandasnya. Ditambahkan Surhan Uyup, pihaknya pun  pernah mendapat laporan jika ada warga yang diberikan obat sudah kadaluarsa. Hal itu tentunya luput dari perhatian Dinas Kesehatan. Atau bahkan Dinas Kesehatan sendiri yang memberikan. Oleh karen itu pihaknya berharap agar Dinas Kesehatan BS dapat lebih cermat agar obat yang diberikan pada warga masih layak pakai.\"Ini laporan warga, harapan kami petugas  dapat meneliti dahulu sebelum obat diberikan jangan sampai ada yang kadaluarsa sebagaimana laporan yang kami terima,\" tuturnya. Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan BS, Novianto SSos MSi didampingi Kasubag TU Gudang Farmasi BS, M Tahat S Sos mengungkapkan jika saat ini jumlah obat di gudang tidak kurang. Bahkan dirinya menyebutkan setiap obat yang dibutuhkan masing-masing puskesmas selalu dipenuhi. Akan tetapi pihaknya tidak langsung menyerahkan semua obat yang dibutuhkan. Sebab penyaluran obat sesuai dengan Laporan Pemakaian dan Lembaran Permintaan obat (LPLPO).\"Kalau ada puskesmas yang menyatakan stok obat di puskesmas kurang lantaran kami mengurangi kebutuhan mereka, sebutkan puskesmas mana agar kami tahu apa alasan mereka kekurangan obat sebab setiap tiga bulan sekali kami salurkan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan,\"terangnya. Terkait dengan adanya laporan pihaknya menyerahkan obat kadaluarsa dengan pasien itupun dibantahnya. Pasalnya sambung dia, setiap penyerahkan obat selalu diperhatikan masa berlakunya. Sebab jika ada obat kadaluarsa selalu dipisahkan dengan obat yang masih layak. Hanya saja sambung dia pihaknya pernah menyerahkan obat hampir mendekati masa kadaluarsa. Akan  tetapi penyerahan obat itu 5 bulan atau 6 bulan sebelum masa berlaku pemakaian habis.\"Kalau obat kadaluarsa itu tidak pernah kami berikan sebab obat kadaluarsa sudah kami pisahkan dengan yang masih berlaku,\"tutupnya.(369)

Tags :
Kategori :

Terkait