6 Perusahaan Teken MoU Rel Kereta Api

Kamis 26-09-2013,15:37 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE- Pembanginan Rel Kereta Api penghubungan antara Bengkulu dan Sumatera Selatan, akan segera terwujud.  Disaksikan Pemerintah Provinsi Bengkulu,  enam perusahaan asing dan nasional menandatangani nota kesepahaman rencana pembangunan rel kereta api penghubung Bengkulu dan Sumatra Selatan sepanjang 230 kilometer, Rabu (25/9) di Gedung Serba Guna (GSG) Setda Pemprov.  \"Nota kesepahaman ini menindaklanjuti hasil pertemuan antara pemerintah Indonesia yang diwakili Menko Ekuin Hatta Rajasa dengan pemerintah Korea Selatan setahun lalu,\" kata Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah. Dia mengatakan, dengan pembangunan rel kereta api Bengkulu, Sumatera Selatan, akan memiliki efek domino terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bengkulu. \"Pemprov juga akan mengambil bagian dari investasi yang dilakukan, nanti akan dibicarakan dikemudian hari,\" jelasnya. Sedangkan enam perusahaan yang menandatangani nota kesepahaman antara lain PT Mendela Resources, dengan Hanwha Group, salah satu perusahaan besar Korea sebagai Calon Investor dan Kontraktor. Dohwa Enginerring Co. Ltd. Selaku perusahaan engineering terkemuka Korea, PT Bara Alam Utama sebagai perusahaan tambang batu bara yang merupakan pengguna jasa transportasi angkutan kereta batubara. PT True North Bridge Capital selaku financial Advisor, dan PT Coalindo Adhi Nusanatara. Junaidi mengatakan, Pemerintah Provinsi Bengkulu sangat merespon dan mendukung adanya rencana pihak swasta baik dalam negeri dan luar negeri, yang akan menanamkan modalnya dibidang transportasi di Provinsi Bengkulu.  \"Terutama di bidang perkerataapian, sebagai transportasi batu bara dari Muara Enim, Sumsel ke Pulau Baai Bengkulu,\" katanya. Dia mengatakan, Pembangunan Rel Kereta api ini sudah melalui studi kelayakan pada 2011 dan koordinasi terus kami laksanakan hingga penandatanganan nota kesepahaman ini, dilakukan enam perusahaan. Investasi tersebut merupakan kerjasama antarnegara untuk percepatan pembangunan wilayah Sumatera Bagian Selatan. Presiden Direktur PT Mandela Resources Joko Sudibyo mengatakan konsorsium tersebut siap melanjutkan penandatanganan nota kesepakatan kerjasama setelah pemerintah Indonesia menetapkan status proyek itu menjadi Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS). Dia mengatakan, dengan status KPS atau \"Public Private Patnership\" maka pemerintah bertanggungjawab menyediakan lahan. Semua perusahaan yang terlibat dalam konsorsium ini sudah punya pengalaman baik dalam proyek seperti ini.  \"Apalagi didukung hasil studi kelayakan di tujuh kabupaten dan kota yang dilintasi jalur rel KA itu, semuanya mempunyai harapan tinggi terhadap realisasi proyek itu,\" jelasnya. Dia mengatakan, rel kereta api tersebut akan melalui tujuh kabupaten dan kota yang dilintasi yakni Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kepahiang dan Seluma di Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Empat Lawang, Lahat dan Muara Enim Provinsi Sumatra Selatan. \"Modalnya akan ditanggung oleh perusahaan swasta, sedangkan pemerintah menanggung biaya pembebasan lahan,\" ujarnya. Dia mengatakan, anggaran yang akan dikeluarkan sekitar  3 miliar dolar. Sekitar 75 persen akan dikomersialkan. Dia mengatakan, selama ini hambatan yang harus dilalui 75 persen pembebasan hutan lindung, sedangkan 10 persen masyarakat.  \"Kalau hutan lindung, kita akan mengikuti peraturan yang berlaku, sudah ada aturannya,\" katanya. Ditambahkan, Direktur Operasional PT Bara Alam Utama Putu Sastrawan mengatakan perusahaannya siap menggunakan infrastruktur tersebut untuk mengangkut batubara dari Lahat, Sumatra Selatan. Saat ini kami mengandalkan transportasi darat dengan biaya yang cukup tinggi, dengan rel kereta api yang langsung ke pelabuhan akan menghemat biaya. (100)

Tags :
Kategori :

Terkait