BENGKULU, BE - Mess Pemda yang semula diandalkan untuk dijadikan penginapan para tamu pada Hari Pers Nasional (HPN) 2014, terancam tidak bisa digunakan akibat leletnya kinerja birokrasi Pemerintah Provinsi Bengkulu. Bahkan hingga saat ini belum ada persiapan sama sekali untuk menyiapkan bangunan yang dirintis mantan gubernur Agusrin M Najamudin tersebut.
\"Sekarang ini belum dilelang, karena masih menunggu dilakukan audit BPKP terlebih dahulu,\" ujar Kepala Biro Ekonomi Setda Pemprov Bengkulu Ismed Lakoni, kemarin.
Ismed mengatakan pada pelaksanaan HPN 2014, Mess Pemda tersebut dapat digunakan sementara, dengan sistem pinjam pakai. Tetapi, pihak mana yang mengelola pihaknya belum membahasnya. \"HPN nanti sudah bisa dipakai sementara, dengan sistem pinjam pakai. karena didalam sudah ada interior dan meubelernya,\" ujarnya.
Mengenai pegawainya, dia mengatakan bisa saja nantinya menggunakan pegawai Pemprov Bengkulu. \"Seperti cleaning servis bisa menggunakan cleaning servis Pemprov,\" ujarnya.
Sementara, Wakil Gubernur Bengkulu Sultan Bakhtiar Najamudin, justru menyesalkan sikap lambat yang diambil oleh Biro Ekonomi. Padahal, dia mengaku sudah memberikan beberapa tahapan agar Mess Pemda tersebut, dapat digunakan secara benar. Namun demikian Sultan siap untuk mencarikan pengusaha yang akan mengelola mess Pemda tersebut.
\"Seharusnya kita bisa minta dulu pengusaha untuk mengelola Mess Pemda. Saya bisa mencarikan. Karena ini sifatnya mendesak, HPN 2014 tinggal beberapa bulan lagi,\" tegasnya.
Dia mengatakan, agar tidak dianggap melanggar hukum, maka perlunya mengumpulkan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), meminta saran dan masukan yang harus ditempuh. \"Karena sifatnya mendesak, maka harus mengambil tindakan yang cepat,\" katanya.
Jika ada pengusaha yang bersedia menginvestasikan terlebih dahulu, dengan menyiapkan manajemen dan fasilitasnya, maka mereka harus diutamakan untuk memenangkan tender. \"Kalau kita harus mengikuti birokrasi yang lambat ini, saya kira tidak akan selesai.
Sultan mengatakan, Mess Pemda tersebut harus segera dimanfaatkan terlebih pada pelaksanaan HPN 2014 sangat membutuhkan kamar hotel atau penginapan. \"Jangan melihat siapa yang membangun. Tapi, pembangunan yang sudah menghabiskan anggaran yang sangat besar itu, agar tidak mubazir, sebaiknya lekas digunakan, dengan melibatkan pengusaha-pengusaha perhotelan yang profesional, karena mereka tahu apa yang harus dilakukan,\" ujarnya. (100)