Lhokseumawe--Anjloknya nilai mata uang rupiah dibanding dolar berpengaruh besar dalam semua sisi. Kalangan pengusaha juga akan merasakan dampak dari kenaikan nilai tukar tersebut. Pasalnya, lemahnya harga rupiah akan memicu kenaikan barang material di pasaran.
“Dampak melemahnya rupiah sudah mulai kami rasakan saat ini. kondisi ini akan terus bergerak dan menyulitkan kami para pengusaha,”ungkap T Maimun ketua Hipmi Kota Lhokseumawe kepada wartawan koran ini, Selasa (3/9). Sambungnya, pengusaha saat ini mengalami tahapan yang sulit. Hal ini setelah sebelumnya terjadi kenaikan harga BBM yang juga memicu kenaikan harga barang material. Ditambah melemahnya nilai rupiah, kondisi ini tentu akan bertambah lagi kesulitan pengusaha. Mengingat kenaikan harga material tentu akan diberlakukan oleh pabrik maupun distributor.
“Saat ini, sejumlah pedagang material telah memberitahukan beberapa material terjadi kenaikan. Sebelumnya kenaikan pasca naiknya harga BBM masih kecil dan tidak resmi. Tetapi kalau nilai rupiah anjlok, maka kenaikan pasti dimulai dari harga pabrik tentunya,”sambung Mumun panggilan akrab ketua Hipmi Kota Lhokseumawe. Anjloknya nilai rupiah dan kondisi keuangan saat ini, ketua Hipmi khawatir akan berdampak pada naiknya suku bunga bank. “Kita khawatir suku bunga bank akan naik juga. Otomatis suku bunga kredir akan naik juga. Ini tentu akan menambah beban bagi kami pengusaha,”terangnya. Sementara itu, anggaran proyek yang didanai oleh negara masih menggunakan harga lama. Sehingga ini dapat memicu kerugian ditingkat pengusaha. Oleh karenanya, dibutuhkan kebijakan pemerintah melakukan eskalasi harga kembali. Yakni sesuai dengan kenaikan sejumlah harga material yang beredar di pasaran. “Kondisi anjloknya nilai rupiah diprediksi akan lama. Kalau ini terjadi, pemerintah provinsi Aceh maupun kabupaten/kota dapat melakukan eskalasi harga proyek kembali. Sehingga para pengusaha tidak merugi,”himbaunya. (*)