NEW YORK--Keputusan bisnis besar dan strategis diambil manajemen Microsoft. Kemarin (3/9) perusahaan komputer terbesar di dunia itu mengonfirmasi rencana membeli bisnis telepon seluler (ponsel) Nokia senilai USD 7,2 miliar atau sekitar Rp 79 triliun. Akuisisi tersebut menjadikan Microsoft sebagai pengendali Nokia yang notabene adalah perusahaan ponsel terbesar kedua di dunia.
Setelah sempat berjaya pada era 1990-an, belakangan kinerja Nokia terus menurun. Perusahaan asal Finlandia itu tidak lagi menjadi produsen ponsel nomor satu dunia setelah digusur Samsung tahun lalu. Meski begitu, Nokia masih punya peran besar dalam bisnis tersebut karena posisinya yang lebih baik daripada Apple.
Di sisi lain, Microsoft terus dikritik karena dianggap terlalu lamban menerjuni bisnis ponsel. CNN melaporkan, Apple dan Google kini menguasai 86 persen pasar smartphone dunia. Sementara itu, operating system yang dikembangkan Microsoft hanya menguasai 3,7 persen pasar telekomunikasi dunia.
Nah, akuisisi Nokia oleh Microsoft diyakini sebagai langkah jitu untuk kedua perusahaan. Menurut New York Times, langkah Microsoft tersebut adalah bagian dari rencana transformasi bisnis mereka. Dengan mengakuisisi bisnis Nokia, Microsoft berencana menebus ketertinggalannya dalam bisnis perangkat telekomunikasi bergerak.
Proses akuisisi akan selesai awal 2014. Pada saat yang sama, 32 ribu karyawan Nokia bakal bergabung dengan Microsoft, termasuk CEO Stephen Elop. Dia akan memimpin salah satu divisi jasa di Microsoft. Banyak kalangan yang meyakini bahwa Elop adalah calon suksesor CEO Microsoft Steve Ballmer yang segera purnatugas.
\"Kami sangat gembira menyatukan Microsoft dengan Nokia,\" ujar Ballmer dalam konferensi pers di Finlandia. Dia menyebut kesepakatan itu sebagai win-win solution bagi kedua perusahaan. Setelah pengumuman akuisisi oleh Microsoft, harga saham Nokia melonjak 45 persen di lantai bursa Helsinki.
Ballmer mengatakan, akuisisi Nokia akan memberikan berkah kepada Microsoft, terutama dari sisi sumber daya manusia. Nokia, kata Ballmer, memiliki kapabilitas yang sudah terbukti dalam bisnis ponsel, terutama dalam bidang desain, mata rantai penjualan, serta manajemen manufaktur.\"Ini memberikan peluang bagi Microsoft untuk memperluas cakupan bisnis,\" tuturnya. (c9/ca)