BENTENG, BE - Lantaran Kepala SMPN 2 Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), Ra SPd jarang masuk ke sekolah, menyebabkan mutu pendidikan di sekolah yang dipimpinnya menurun. Pasalnya siswa dan dewan guru di sekolah tersebut ikut bermalasan - malasan. Jika hal ini terus dibiarkan maka sampai kapanpun kualitas pendidikan di Bumi Maroba Kite Maju ini tidak akan pernah meningkat.
Hal itu dapat terlihat dari tingkat daftar hadir siswa yang semaunya saja. Begitu juga dengan guru yang merupakan sebagai ujung tombak akan berimbas bermalas-malasan. \"Jika ini dibiarkan maka sampai kapanpun mutu pendidikan di daerah ini tidak akan meningkat,\" ucap salah seorang anggota DPRD Benteng, Bastari Efendi, yang kebetulan tempat tinggalnya dekat dengan SMPN 2 yang terletak di Desa Gajah Mati Kecamatan Karang Tinggi tersebut.
Menurutnya, belum lagi ditambah dengan efek dari kepsek yang jarang masuk itu, membuat anak didiknya tidak tertib, baik dari segi pakaian, rambut, tata tertib dan tingkat kesopanan.
Terkadang siswanya tidak segan-segan untuk merokok di dalam kelas, melakukan ciuman dengan dengan siswa perempuan dan hal - hal yang tercela lainnya. Hal ini jika tidak cepat untuk diatasi maka akan berpengaruh terhadap masa depan siswa -siswinya yang merupakan generasi penerus bangsa ini. \"Pemandangan ini hampir setiap pagi saya amati,\" terangnya.
Kemudian, ketika wartawan koran ini langsung melakukan pengecekan terhadap sekolah itu, apa yang dilontarkan dengan wakil rakyat itu sama persis dengan kejadian di lapangan. Betapa tidak, ketika muncul di sekolah, siswi perempun langsung bertanya mau mengajak siswi ke tempat objek wisata yang sering dijadikan tempat mesum. \"Kemana kita kak, kencan kita,\" ajaknya.
Hal tu, sebenarnya tidak wajar diutarakan oleh siswi yang masih duduk dibangku SMPN tersebut. Begitu juga dengan siswa laki - laki yang tidak segan -segan untuk meminta rokok kepada tamu yang datang ke sekolah itu. \"Minta rokok kak, cepeklah,\" ujar siswa prianya.
Ketika ditanyai kepada penjaga sekolah, Kandar mengakui jika kepseknya sangat jarang masuk. Paling dalam waktu satu bulan sekali saja, belum tentu datang ke sekolah yang berstatus negeri itu. Sehingga wajar jika tingkah laku siswa/siswinya yang kurang ajar tersebut. Karena tidak ada yang menjadi panutan atau disegani oleh para siswa/guru dan lainnya.
\"Kondisi ini sudah lama terjadi, tapi kita tidak dapat bicara banyak,\" ucapnya.
Sementara itu, ketika akan dikonfirmasikan melalui telpon genggam sang kepsek, teleponnya tidak aktif. Begitu juga ketika akan ditemui di kediaman di Jalan Padat Karya Kelurahan Sumur Dewa, Kota Bengkulu tidak berhasil ditemui karena yang bersangkutan sedang tidak ada di rumahnya. \"Bapak lagi tidak ada di rumah,\" ujar anaknya. (111)