PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) kembali menorehkan prestasi dengan meraih penghargaan The Best BUMN on Marketing 2013 dalam BUMN Marketing Award 2013 dan The Best Chief Marketing Officer 2013. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Meneg BUMN Dahlan Iskan kepada Direktur Utama Telkom Arief Yahya dan Direktur Enterprise Business Service Telkom Muhammad Awaluddin dalam acara BUMN Marketing Day 2013 yang diselenggarakan di Hotel Borobudur (27/8)
BUMN Telekomunikasi ini dinilai unggul dalam visi, strategi dan implementasi “marketing” (pemasaran). Sekitar 32 BUMN turut ambil bagian dalam ajang lomba tersebut, termasuk BUMN besar yang kinerja dan prestasinya diakui tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional.
BUMN Marketing Award 2013 dimaksudkan untuk memacu perkembangan dan mengukur pencapaian yang dihasilkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Event ini digelar Majalah BUMN Track bekerja sama dengan Marketeer Club dan Markplus Inc. Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan menjadi juri kehormatan kegiatan ini, sedangkan dewan juri Hermawan Kertajaya dan tim Markplus Inc.
Terdapat tiga aspek marketing yang dinilai, yakni strategic (terdiri dari brand, product dan consumer management), tactical (terdiri dari communcation, sales & services) dan special award (terdiri dari marketing 3.0 new wave marketing).
Menurut Direktur Utama Telkom, Arief Yahya, aspek marketing memang menjadi salah satu fokus perhatian saat ini. “Saat ini industri ICT bersifat borderless sehingga persaingan dapat muncul dari mana saja. Untuk itu dalam menghadapi dinamika bisnis dan tantangan yang semakin besar, Telkom mengimplementasikan functional strategy marketing-nya melalui Paradox Marketing. Untuk mencapai hasil yang luar biasa dibutuhkan cara yang tidak biasa,” jelas Arief.
Paradox Marketing Meningkatkan Value Perusahaan
Di tengah situasi bisnis yang serba tak menentu seperti saat ini, Telkom berusahan menjawab tantangan konsep pemasaran baru, yang disebut Paradox Marketing. Paradox Marketing adalah konsep marketing yang yang tidak biasa tetapi mampu memberikan hasil luar biasa. Konsep marketing ini ditemukan oleh Arief Yahya, Direktur Utama Telkom dan telah diterbitkan dalam sebuah buku yang berjudul “Paradox Marketing: Unusual Way To Win”.
Penerapan Paradox Marketing tertuang dalam upaya Telkom menghadirkan produk dengan konsep more for less, mendapatkan benefit berlimpah dengan srategi berbujet murah. “Banyak yang mengatakan harga murah berhubungan dengan margin laba yang kecil. Makanya tantangan kita adalah menjual dengan harga yang murah, tapi bisa mendatangkan keuntungan yang lebih besar,” kata Arief Yahya.
Dengan harga yang murah dan terjangkau, akan semakin banyak anggota masyarakat yang dapat mengakses informasi melalui internet. Hal ini penting, mengingat broadband merupakan salah satu prasyarat pertumbuhan ekonomi. Inilah yang dimaksud Telkom harus memberi manfaat bagi masyarakat dan negara.
Pada beberapa tahun ke belakang Telkom telah berhasil melakukan beberapa akuisisi dan aliansi yang kemudian diintegrasikan dalam Group dengan tujuan mendukung dan melengkapi portofolio bisnis Group yaitu TIMES (Telecommunication, Information, Media, Edutaiment, & Services) agar tetap unggul di pasar yang semakin kompetitif. Sinergi Group inilah yang kemudian di-leverage menjadi unique competitive position Telkom Group untuk dapat mengimplementasikan Paradox Marketing.
Dengan Paradox Marketing, Telkom mampu mencampur dua hal yang sebenarnya ada pada polaritas yang berbeda, dan justru menjadi strategi pemasaran yang dahsyat dan menjadi pemikiran yang otentik dan original. Konsep ini memang tepat disebut unusual way to win. Telkom telah berhasil menunjukkan bahwa menjual dengan harga yang murah justru dapat mendatangkan keuntungan yang besar. (rel)