Ada juga lukisan tiga angsa karya Kartini. Tiga angsa menggambarkan keakraban Kartini dengan dua saudaranya yaitu Kardinah dan Roekmini. Walaupun dilahirkan dari rahim yang berbeda tiga bersaudara ini memiliki idealisme yang sama untuk memperjuangkan emansipasi perempuan. Di ruang makan keluarga, terdapat koleksi perlengkapan makan keluarga Kartini dan lesung untuk menumbuk padi miliknya.
Di antara beberapa ruangan itu terdapat satu ruangan yang tidak boleh dimasuki pengunjung yaitu ruang Penyimpanan Koleksi. Hanya pintu ruangan itu yang ditutup rapat.
\"Memang tidak sembarang orang bisa masuk di situ. Hanya Bupati dulu dan saya. Sejak dulu itu adalah ruang bupati untuk semedi,\" cerita Samidjan. Ia tidak ingin bertutur banyak mengenai ruangan rahasia itu.
Ruangan terakhir yang sempat dilihat JPNN adalah ruang yang berisi foto anak Kartini, Soesalit, semasa ditinggal sang pahlawan tersebut. Tulisan- tulisan Kartini sebelum kelahiran puteranya juga ditempelkan di samping foto putera semata wayangnya itu.
\"Bila Tuhan mengizinkan akan datanglah seorang utusan. Tuhan akan memperindah lagi hidup kami yang sudah indah ini, akan memperteguh, lebih mempererat tali silahturahmi yang sekarang sudah mengikat kami berdua. Kartini, 6 Maret, 1904\". Itu salah satu tulisan Kartini, beberapa bulan sebelum menyambut kelahiran puteranya.
Sayangnya, belum juga menikmati sepenuhnya merawat sang buah hati, Kartini sudah menghembuskan napas terakhirnya.
\"Meski meninggal usia muda tapi Kartini sudah memajukan kehidupan perempuan. Semua perempuan Indonesia harus bersyukur, karena Kartini, perempuan Indonesia juga bisa terus maju dan berkembang. Kita harus kenang terus jasanya,\" tutup Samidjan mengakhiri sekilas ceritanya tentang Kartini. (flo/jpnn)