Novriyanto ,
Pondok Kelapa ===========================================================
Kedatangan wartawan koran ini ke rumah pembuat makanan khas lebaran itu, disangkanya mau memesan ketupat. Setelah dijelaskan maka ibu dan anak ini baru tahu jika dirinya didatangi oleh jurnalis. \"Saya fikir tadi mau mesan ketupat, Mas,\" ungkap Sutiyem ramah, kemarin. Menurut Sutiyem, keluarga sudah menggeluti bisnis membuat ketupat ini sudah sejak sudah sekitar 20 tahun lalu. Membuat dan memasarkan ketupat ini dilakukan selama 2 hari mendekati hari lebaran. Untuk penghasilan yang diraupnya selama 2 hari itu saja, mencapai senilai Rp 2 juta atau sehari senilai Rp 1 juta. \"Lumayan lah untuk buat tambah penghasilan,\" ujarnya. Ketupat yang dihasilkan, sambungnya dalam waktu 2 hari ini dibuat sebanyak 2.000 buah. Ketupat itu dipasarkan ke beberapa pasar di Kota Bengkulu, seperti, Pasar Minggu, Terminal Panorama dan Pagar Dewa. Selain itu, juga dibawa jualan secara berkeliling. \" Sekebat ketupat ini, kami jual dengan harga bervariasi dari mulai seharga 4 ribu hingga Rp 7 ribu/sepuluh buah ketupat,\" tambahnya. Sementara itu, anak Sutiyem, Wijiyanto menuturkan jika bahan dasar membuat ketupat ini janur kelapa. Janur kelapa ini didapati olehnya dengan mengambil sendiri dikebunnya. Selain itu ada juga yang didapati dengan cara dibeli kepada tetangganya. Setandan janur kelapa itu, dibeli dengan harga sebesar Rp 100 ribu. \"Kami membuat ketupat ini setahun 2 kali, yaitu pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha,\" pungkasnya. (**)