Jangan disangka badan gemuk hanya berbahaya untuk orang yang berusia tua. Nyatanya, laki-laki yang gemuk saat masih berusia remaja berisiko mengalami disfungsi ereksi alias impotensi saat dewasa.
Hal ini berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh University at Buffalo\'s School of Medicine. Menurut penelitian tersebut, pria yang gemuk di usia 14 hingga 20 tahun, akan mengalami penurunan testosteron hingga 50 persen, yang secara signifikan dapat menyebabkan impotensi dan kemandulan saat dewasa.
\"Kami terkejut saat mengamati penurunan 50 persen testosteron dalam penelitian pada anak laki-laki obesitas, karena mereka masih muda dan tidak diabetes,\" kata Paresh Dandona, MD, PhD, Profesor SUNY Distinguished di Departemen Kedokteran, kepala Divisi Endokrinologi, Diabetes dan Metabolisme di UB Medical School.
Menurut Dandona, implikasi dari temuannya cukup menghebohkan karena anak laki-laki yang gemuk akan berpotensi impoten dan infertil (tidak subur).
Studi ini dilakukan dalam skala kecil pada 25 pria obesitas dan 25 pria bertumbuh ramping, dikontrol pada tingkat usia dan kematangan seksual. Konsentrasi total dan bebas testosteron serta estradiol, hormon estrogen, diukur dalam sampel darah pagi hari puasa.
\"Temuan ini menunjukkan bahwa efek dari obesitas sangat kuat, bahkan pada yang muda, dan bahwa asupan nutrisi dan gaya hidup dimulai pada masa kanak-kanak memiliki dampak besar di seluruh semua tahap kehidupan,\" katanya.
Selain konsekuensi reproduksi, ketiadaan atau rendahnya tingkat testosteron juga akan meningkatkan kecenderungan lemak dan otot perut berkurang, yang menyebabkan resistensi insulin dan memberikan kontribusi untuk diabetes.(**)