TAMPAKNYA bukan hanya wanita yang harus mengkhawatirkan masa reproduksi mereka yang terbatas. Sebuah studi baru menemukan bahwa, kualitas sperma pria juga terlihat mulai menurun setelah mencapai usia 35 tahun.
Sebenarnya isu tentang penurunan kualitas dan kuantitas sperma seiring dengan pertambahan usia ini selalu berujung pada kontroversi.
\"Namun ada sejumlah bukti epidemiologis yang mengatakan bahwa, pria yang lebih tua kesulitan untuk menghasilkan seorang anak, terlepas berapapun usia istrinya. Selain itu semakin tua usia seorang pria, maka risiko pasangannya untuk mengalami keguguran juga meningkat,\" kata seorang pakar kesuburan dari University of Sheffield, UK, Allan Pacey, seperti yang dilansir laman The Week, Minggu (28/7).
Belum lagi pria tua juga berisiko tinggi memiliki anak yang mengidap kelainan genetik.
Untuk memastikannya, Bronte A. Stone, Ph.D. dari Reproductive Technology Laboratories di Los Angeles, dan rekan-rekannya menganalisis sampel sperma dari 5.081 pria yang berusia antara 16 tahun hingga 72 tahun.
Peneliti pun dapat memastikan adanya penurunan kualitas dan kuantitas sperma, ketika usia partisipan melewati 35 tahun, walaupun beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa, penurunan kualitas maupun kuantitas air mani tersebut takkan terjadi hingga lima tahun kemudian.
\"Tapi berapapun usianya, pesan yang ingin disampaikan studi ini dan beberapa studi lainnya adalah, pria perlu mengetahui akan perubahan sistem reproduksinya yang berkaitan dengan usia, dan jika mereka ingin menjadi seorang ayah, maka mereka tak boleh terlambat,\" kata Pacey lebih lanjut.
Studi ini juga menemukan penurunan rasio kromosom Y pada sperma, ketika seorang pria menginjak usia 55 tahun, walaupun peneliti tak tahu apa sebabnya.
Padahal peningkatan proporsi sperma yang membawa kromosom X, sama artinya dengan para ayah akan lebih banyak memiliki anak perempuan daripada anak laki-laki.(fny/jpnn)