Orang Berduit Lebih Milih Properti Ketimbang Deposito

Rabu 17-07-2013,14:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

JAKARTA, BE – Kebijakan Bank Indonesia (BI) mengenai Loan To Value (LTV) yang mengatur penetapan Down Payment (DP) pembelian rumah dianggap cukup tepat untuk meredam bubble sektor properti. Namun, yang jadi persoalan adalah orang kaya sekarang akan lebih memilih membeli properti ketimbang menempatkan dananya di deposito. Ekonom Fauzi Ichsan mengatakan, sekarang ini banyak masyarakat yang tergolong di kelas menengah atas lebih memilih membeli properti ketimbang menempatkan dananya di perbankan atau tepatnya deposito. Hal ini disebabkan membeli properti lebih menarik dan lebih menguntungkan. “ Kenapa membeli properti cash? Karena bunga deposito sekarang rendah. Daripada parkir di deposito, bunganya sekian, pajaknya sekian, mending beli properti yang harganya pasti naik 15-20% per tahun”, kata Fauzi, saat berbincang dengan wartawan, di Jakarta. Menurutnya, bila hal demikian terus dibiarkan terjadi, maka persoalanya adalah masyarakat yang tergolong di kelas menengah ke bawah akan kesulitan membeli properti karena sudah diborong oleh masyarakat di golongan menengah ke atas. Untuk itu, perlu diberikan pengaturan agar tidak terjadi seperti itu. Fauzi menilai industri perbankan perlu memikirkan hal tersebut. Bahkan, kalau bisa perbankan menaikan suku bunga deposito sebagai stimulus masyarakat lebih memilih menempatkan dananya di deposito ketimbang menempatkan dananya dengan cara membeli deposito. “ Kalau suku bunga (deposito) dinaikan, orang kaya di Indonesia akan lebih cenderung menempatkan dananya ke sana, daripada mereka memborong properti. Kalau tidak, kelas menengah ke bawah akan kesulitan membeli properti”, tutur Fauzi. (**)

Tags :
Kategori :

Terkait