Seperti dinding gedung sudah banyak yang retak, atap bocor sehingga air membasahi plafon saat hujan, serta desain ornamen belum menggambarkan ciri khas adat asli Kota Bengkulu.
\"Perlu dipertanyakan kualitas pengerjaan Balai Adat ini, karena belum dilakukan serah terima sepenuhnya ke Pemda kota, kondisinya telah rusak, berarti pengerjaanya asal-asalan dan tidak sesuai dengan spek,\" kata salah seorang anggota komisi II, Samsul Azwar SH.
Selain itu, ia juga mempertanyakan pembuatan ornamen adatnya yang hingga saat ini belum dipasang, padahal dananya telah diplot dalam APBD Perubabahan 2012 dengan total mencapai Rp 800 juta dengan rincian pembuatan ornamen Rp 300 juta, landscape Rp 400 juta dan pembuatan jalan sekeliling bangunan sebesar Rp 100 juta.
Senada juga disampaikan Sekretaris Komisi II, Sandy Bernando ST. Ia meminta pihak Dinas PU dapat memulai pengerjaan pembuatan tersebut secepat mungkin, agar dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Karena kemungkinan gedung tersebut akan digunakan untuk berbagai acara yang berbaur adat Kota Bengkulu.
\"Dananya kan sudah dianggarkan, tapi sampai sekarang pengerjaanya masih berkutat pada lantai dasar. Untuk itu, kami meminta segeralah memulainya terutama pembuatan ornamen agar nilai adat kota Bengkulu dapat dirasakan ketika melihat dan masuk kegedung ini,\" pintanya.
Sementara itu, anggota komisi II lainnya, Rendra Ginting SP sangat menyayangkan pengerjaan gedung tersebut yang terkesan asal jadi tanpa memikirkan dampaknya. Hal ini terbukti pada seluruh dinding bangun telah di cat dengan menggunakan cat berharga tinggi, padahal jika ormanen adat dipasang maka harus dicat ulang.
\"Kok tidak dari awal memikirkan masalah ornamen ini, kan tidak mubazir saja cat yang lama itu,\" sesalnya. Ia juga menyampaikan, kalau memang tidak dipasang ornamennya, maka ada baiknya nama gedung tersebut dirubah menjadi gedung serbaguna, karena memang tidak ada bedanya dengan gedung serbaguna lainnya di Kota Bengkulu.
Di bagian lain, Kasi Tata Bangunan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota, M Ral mengatakan bahwa semua kerusakan bangunan tersebut masih menjadi tanggung jawab pihaknya, karena status gedung itu sendiri masih dalam masa pemiliharaan atau belum diserahkan sepenuhnya kepada Pemda kota.
\"Pokoknya gedung ini masih menjadi tanggung kami, jadi apapun kerusakannya akan kami perbaiki menjelang akhir tahun 2012 ini,\" katanya disela-sela Sidak menjawab pertanyaan anggota dewan.
Disinggung soal pembuatan ornamen dan pembuatan desain lainnya, Ral mengungkapkan saat ini masih dalam pengerjaan, seperti pembuatan landskip, asesoris, lahan bawah dan dekorasi lainnya. Sedangkan pembuatan ornamen dididalam gedung, mulai mulai dikerjakan setelah pembangunan jalan keliling dan landskip itu selesai.
\"Dana memang sudah dianggarkan, untuk itu kami terus bekerja untuk menuntaskan pekerjaan ini dalam sebelum tahun baru 2013 mendatang,\" ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, pihak-pihak terkait tidak perlu khwatir terkait proses penyelesaian gedung tersebut, karena pihaknya akan bertanggung jawab penuh hingga benar-benar tuntas 100 % dan diserah-terimakan kepada pemda kota untuk difungsikan.
Di bagian lain, sekretaris daerah (Sesda) kota, Drs H Rusli Zaiwin MM yang juga hadir dalam Sidak tersebut mengakui memang belum ada penyerahan secara total dari Dinas PU ke Pemda kota, sehingga semua kerusakan masih menjadi tanggungjawab Dinas PU.
Dengan demikian, maka sampai saat ini SK walikota yang mengatur balai tersebut belum juga ada meskipun telah beberapa dipakai untuk berbagai kegiatan, seperti debat kandidat yang dilakukan oleh KPU beberapa waktu lalu.
\"Setelah diserahkan nanti, baru Pemda kota akan membuat aturannya melalui SK Walikota, termasuk sarana dan prasarana lainnya seperti kursi,\" katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana tersebut, pihaknya akan mengusulkan dana pengadaan pada KU PPAS untuk anggaran 2013 mendatang.
Hadir dalam Sidak tersebut, sekretaris komisi II Sandy Bernando ST, anggota komisi II Rendra Ginting SP, Sutardi SH, Nuharman SH, sekretaris Dinas PU Suharjo ST, sesda Drs H Rusli Zaiwin MM, asisten II Drs H Fachrudin Siregar MM dan beberapa staf sekretariat DPRD kota Bengkulu.(400)