Devisa Terkuras, BI Lepas Rupiah

Rabu 10-07-2013,10:50 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

JAKARTA, BE - Terkurasnya cadangan devisa menipiskan amunisi Bank Indonesia (BI) untuk melakukan intervensi di pasar uang guna menjaga kurs rupiah. Kini, bank sentral sepertinya tak akan mati-matian lagi mempertahankan kurs rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pihaknya menyadari bahwa pelemahan mata uang saat ini terjadi di berbagai negara. Karena itu, dirinya tidak khawatir jika rupiah bakal menembus level psikologis Rp 10.000 per USD. \"Memang harus dibiarkan (pelemahan rupiah),\" ujarnya di Gedung DPR, Senin (8/7). Dalam beberapa hari terakhir, BI terlihat mengendorkan intervensi di pasar uang. Akibatnya, nilai tukar rupiah pun terus melemah. Pada penutupan kemarin, kurs tengah BI berdasar Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) ditutup di level Rp 9.960 per USD. Angka itu melemah 15 poin dibanding penutupan akhir pekan lalu. Langkah BI bisa dimaklumi setelah cadangan devisa terkuras dari USD 105,1 miliar menjadi USD 98,1 miliar dalam tempo sebulan pada akhir Juni lalu. Menurut Agus, saat ini nilai tukar rupiah memang tengah menuju titik keseimbangan baru sebagai respons fenomena menguatnya greenback (USD) terhadap hampir semua mata uang dunia. \"Akan ada ruang nilai tukar rupiah untuk kita jaga agar mencerminkan fundamentalnya,\" katanya. Dia menyebut bahwa jika dibandingkan dengan mata uang negara-negara lain, pelemahan rupiah masih lebih terjaga. \"Sekarang kepercayaan pasar kita jaga,\" ucapnya. Menteri Keuangan Chatib Basri menyebut pelemahan rupiah bukanlah hal yang mesti dikhawatirkan secara berlebihan. Karena itu, Chatib cukup santai ketika dimintai komentar terkait nilai tukar rupiah yang kembali menembus level Rp 10.000 per USD. \"Memangnya kenapa, semua mata uang global juga melemah kok,\" katanya. Menurut Chatib, pemerintah baru khawatir jika pelemahan nilai tukar hanya terjadi pada rupiah, sedangkan mata uang negara lain menguat. \"Artinya, saat ini masalahnya bukan domestik kita (di Indonesia), tapi memang fenomena global,\" ucapnya. Sebelumnya, ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Arifianto mengatakan, saat ini BI memang tidak perlu melawan pasar untuk menjaga rupiah dengan jor-joran menggunakan cadangan devisa untuk intervensi. \"Biarkan saja rupiah melemah ke level fundamentalnya, BI hanya perlu menjaga agar pelemahannya smooth (tidak anjlok),\" ujarnya.(**)

Tags :
Kategori :

Terkait