Demikian disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong (RL) Masdar Helmi, S.Sos, MM saat acara Sosialisasi Penanggulangan Bencana Tanah Longsor di Hotel Griya Anggita, kemarin (16/10).
\"Dalam kegiatan ini kami sengaja menggundang peserta dari Kecamatan Cutra dan BUR yang terdiri masyarakat, pihak sekolah dan Pemerintah karena di 2 kecamatan ini berpotensi terjadinya bencana tanah longsor,\" jelas Masdar.
Ada beberapa penyebab terjadinya tanah longsor dimana pada umumnya tanah longsor disebabkan oleh gaya gravitasi bumi dan beberapa faktor lainnya seperti, material batuan yang lapuk, kemiringan kontur tanah yang lebih dari 45 derajat serta faktor-faktor lainnya.
Tanah longsor juga bisa terjadi disebabkan oleh ulah manusia seperti pembabatan tanaman keras, irigasi, pembuatan tebing terjal, vibrasi buatan serta aktivitas penambangan yang beroperasi tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
\"Mengingat kondisi tanah di 2 Kecamatan tersebut berbukit dan banyak aktivitas penambangan, makanya rawan sekali terjadinya tanah longsor dan itu seringkali terjadi tepatnya di jalan lintas Curup - Lebong di Desa Dataran Tapus,\" ujar Masdar.
Dilihat dari kondisi geomorfologi dan kondisi tanah yang ada di RL, maka Kabupaten RL merupakan daerah yang rentan terjadinya tanah longsor ditambah dengan pemicu gerakan diantaranya curah hujan yang tinggi serta gempa yang sering terjadi, oleh karena itu BPBD Kabupaten RL menggelar acara Sosialisasi Penganggulangan Bencana Tanah Longsor dan mendatangan beberapa narasumber yang berasal dari Stasiun Geofisika Kepahiang BMKG Bengkulu , BLHKP Kab. RL serta BPBD RL untuk memberikan beberapa pengetahuan tentang cara mencegah dan menghadapi jika terjadinya tanah longsor,\" Untuk saat ini baru 2 Kecamatan yang menjadi prioritas utama kita, tidak menutup kemungkinan di Kecamatan lainnnya akan digelar kegiatan serupa dan langsung dilakukan simulasi tanggap bencana tanah longsor,\" tambah Masdar.
Sementara itu Bupati Rejang Lebong H Suherman SE MM yang secara resmi membuka kegiatan ini menghimbau kepada semua peserta untuk mengikuti kegiatan ini dengan serius karena sangat berguna. Baik untuk diri sendiri, keluarga maupun masyarakat yang ada di sekitar tempat tinggal kita.
\"Bencana sebagai sebuah kejadian yang mesti diwaspadai oleh kita semua, meskipun bencana tidak mungkin diatur namun kondisi lapangan dan konteks yang terjadi sebagai akibat risiko bencana dapat dipetakan dan dideteksi secara dini,\" kata Suherman.
Belajar dari peristiwa bencana yang terjadi baik di daerah lain maupun di RL, setiap lapisan masyarakat perlu mengetahui tentang masalah kebencanaan, baik dalam aspek regulasi atau peraturan perundang-undangannya, maupun aspek sistem koordinasinya. Tidak perlu menunggu sampai bencana terjadi, perlu diambil langkah-langkah persiapan dan pencegahan bencana di masyarakat.
\"Saya berharap kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan serta dapat lebih memperkuat ketangguhan dalam penanggulangan bencana pada seluruh lapisan di Kabupaten RL dalam upaya pengurangan risiko bencana,\" harap Suherman. (rl1)