Eka Karianda (30) warga setempat dikonfirmasi wartawan menerangkan, warga setempat mencari sumber kedatangan ulat tersebut. Diduga, ulat–ulat itu, berasal dari kebun jagung yang berada tepat di depan perumahan tersebut.
“Ulat bulu itu masuk kerumah-rumah kami hanya pada pagi hari saja, kalau siang hari dan sore hari tidak,” ujar Eka.
Di bagian lain Ridwan (17), korban serangan ribuan ulat meminta agar pihak terkait juga dapat membantu untuk melakukan pengecekan sumber kedatangan ulat itu. “Kami minta agar Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan dapat membantu mencari asal kedatangan ulat–ulat itu, dan bisa membantu kami membasmi ulat yang kerap menganggu kami,” ujar Ridwan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Rejang Lebong, Ir Alrulah MM mengatakan, dalam situasi perubahan iklim yang dialami oleh Rejang Lebong
sangat berdampak terhadap pertumbuhan ulat bulu. “Sekarang ini kan cuaca sedang berubah-rubah, terkadang panas dan terkadang hujan, jadi ulat akan mempercepat perkembangbiakan,” ujar Alrullah.
Ulat Bulu, lanjut Alrullah, juga akn mudah berkembangbiak di tempat-tempat yang banyak terdapat pepohonan mati dan semak belukar. “Jadi saya minta agar warga kompleks tersebut segera membersihkan semak belukar yang ada di sekitar perkarangan rumah,” tegas Alrullah.
Terkait wabah ulat bulu yang mulai bermunculan di Kabupaten Rejang Lebong, khususnya di perumahan eks kompleks perkebunan, Alrullah menyarankan agar warga setempat melakukan penyemprotan racun di tempat-tempat yang di curigai sebagai sarang berkembangbiaknya ulat–ulat tersebut.
“Saya imbau agar warga menyemprot lokasi-lokasi sarang ulat tersebut dengan racun agar ulat terbasmi dan tidak kembali berkembangbiak,” tegas Alrullah. (999)