Stoking Bulu ala Tiongkok, Baju Nyetrum India
MARAKNYA perkosaan membuat banyak kalangan memutar otak untuk mencari solusi. Pemerintah membikin seabrek kebijakan, polisi memperketat pengawasan, dan orang-orang cerdas berinovasi. Ini beberapa hasilnya.
Bayangkan Anda bertemu seorang perempuan ayu! Rambutnya apik, dandanannya modis, dan riasannya elok. Tapi, ketika dilirik, alamak, kakinya berambut begitu lebat. Entah apa yang ada di pikiran Anda.
Yang jelas, ’’kaki berbulu lebat’’ itu sedang menjadi perbincangan hot di Tiongkok beberapa pekan terakhir, terutama di media sosial Sina Weibo, ’’Twitter’’ ala negeri tirai bambu tersebut.
Yang sedang menjadi gunjingan itu adalah hairy stocking alias stoking bulu. Sesuai dengan namanya, stoking itu biasanya menjadi penghias kaki perempuan. Tapi, alih-alih menampakkan kaki jenjang nan mulus, kaki pemakainya seolah-olah menjadi berbulu lebat. Mirip orang yang sama sekali tidak pernah tersentuh pembersih bulu kaki. Jadi mirip monyet.
Jika memakai stoking tersebut, pemakainya berharap pria iseng yang mengganggu akan drop dan lari. Jadi, pria itu tidak lagi berniat untuk bertindak asusila.
Ide yang terkesan bagus, memang...
Namun, yang nyinyir dan menyindir juga tidak kalah banyak. ’’Kalau ini, sih, bukan pria iseng yang kabur. Orang yang ganteng pun jadi hilang mood-nya,’’ tulis salah satu komentar di Sina Weibo itu.
Situs pemantau tren di Tiongkok, ChinaSMACK, telah menawarkan stoking anti pemerkosaan tersebut ke seluruh dunia. Respons terbanyak adalah komentar yang menyatakan bahwa benda itu menjijikkan. Jangankan pria iseng yang kabur, para perempuan pun ogah memakai stoking tersebut.
Tapi, seorang penulis fashion di Daily Telegraph, Katy Brand, dengan berseloroh, malah mengusulkan produsen legging itu untuk membuat versi seluruh tubuh. ’’Lupakan kaus atau ikat pinggang berambut. Sepasang legging berbulu ini menjadi must-have item yang wajib ada di dalam tas tangan para wanita. Saya akan memesan versi seluruh tubuhnya,’’ tulisnya tiga hari lalu.
Baju untuk Nyetrum Pemerkosa
Negara lain yang juga berperang untuk melawan pemerkosa adalah India. Mata warga dunia terbelalak saat sekelompok pemuda memerkosa seorang mahasiswi secara bergiliran di dalam bus pada 16 Desember tahun lalu. Perempuan 23 tahun tersebut meninggal tiga belas hari kemudian ketika dirawat di Singapura.
Menyusul kasus itu, sejumlah wisatawan asing menjadi korban ulah bejat pria-pria India. Salah satunya terjadi pada pertengahan Maret 2013. Seorang perempuan asal Swedia yang sedang melakukan touring bersepeda bersama suaminya dan melintasi Agra dicegat dan diperkosa lima pria. Aksi tersebut dilakukan di depan mata si suami.
Sejumlah penelitian dilakukan untuk mencari penyebab angka pemerkosaan yang tinggi di India. Salah satu fakta yang terungkap adalah sebagian besar kasus pemerkosaan terjadi di Negara Bagian Bihar, India. Pemerkosaan sering terjadi ketika para korban sedang keluar dari rumah untuk buang air besar di tempat terbuka.
BBC melansir sebuah penelitian yang menyebutkan, sekitar 85 persen rumah di salah satu negara bagian termiskin di India tersebut tidak memiliki toilet. Polisi menyatakan, selama 2012, lebih dari 870 kasus pemerkosaan terjadi di Bihar. Artinya, rata-rata, ada lebih dari dua wanita yang diperkosa dalam sehari di wilayah itu.
Namun, tidak semua pemuda India yang ’’nakal’’. Ada juga pria yang memikirkan jalan keluar bagi para wanita untuk melindungi diri melalui tangan-tangan kreatif mereka. Tiga mahasiswa teknik di Chennai mengembangkan pakaian dalam anti pemerkosaan. Baju tersebut mampu mengeluarkan sengatan listrik dengan daya yang superkuat, yakni hingga 3.880 kilovolt.
Mereka mengklaim, underwear itu tidak hanya melindungi para wanita, tapi sekaligus menghukum para pria bejat dengan seketika.
Rimpi Tripathi, salah seorang penemu pakaian dalam tersebut, menjelaskan bahwa temuan itu telah dilengkapi lapisan insulator yang menghindarkan pemakainya tersengat sendiri. ’’Jadi, jika ada yang bertanya apa jadinya bila pemakainya tersetrum pakaiannya sendiri? Saya katakan, itu tidak mungkin,’’ tegasnya.
Dalam sebuah survei yang dilansir Skynews pada 2011, India masuk dalam lima besar negara dengan kasus pemerkosaan tertinggi. Afrika Selatan menduduki peringkat teratas. Setiap tahun, Di Johannesburg hampir 200 ribu perempuan menjadi korban.
Kasus pemerkosaan semakin mengerikan karena pelaku sengaja menyebarkan penyakit mematikan, terutama HIV/AIDS. Penelitian menyebutkan, pada tiga tahun lalu, sekitar 10 juta orang mengidap virus yang belum ditemukan obatnya tersebut. Kasus pemerkosaan tertinggi selanjutnya terdapat di Afsel, disusul Somalia, Sudan, India, dan Kolombia.
Bagi para perempuan Indonesia, inovasi mirip temuan mahasiswa India tersebut malah sudah dikembangkan seorang bocah SMP asal Bogor, Jawa Barat. Hibar Syahrul Gafur, 14, siswa SMPN 1 Bogor, tersebut membuat sepatu yang dapat mengeluarkan sengatan listrik bertenaga 450 watt.
Di dalam hak sepatu, dipasang rangkaian listrik yang dirancang khusus dengan dilengkapi tombol. Jika perempuan merasa dalam bahaya, dia tinggal menginjak tombol di bagian belakang sepatu. ’’Tinggal tendang ke arah si pelaku kekerasan seksual. Secara otomatis, tegangan listrik akan menyerang pelaku,’’ ungkapnya.
Sepatu listrik itu mendapat tiga medali emas dan dua perak dalam ajang International Exhibition of Young Inventors (IEYI) 2013 di Kuala Lumpur. (Telegraph/BBC/AFP/cak/c18/dos )