Peristiwa terjadi di kawasan gunung sepikul Bukit Pabes atau tepatnya sekitar 300 meter dari jalan baru Tanjung Agung - Danau Liang sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu harimau itu mengaum keras tengah mengejar babi.
\"Mendengar suara keras harimau saya langsung loncat dan memanjat batang karet. Harimau itu paling sekitar 30 meter dari tempat saya atau jaraknya sekitar 6 batang pohon karet. Kalau saya tidak bersembunyi di atas pohon karet itu mungkin saya juga sudah jadi mangsa harimau itu,\" kata Akmal saat ditemui wartawan di rumahnya.
Sekitar lebih 10 menit berada Akmal berada di atas pohon karet dengan perasaan cemas dan takut. Ia baru berani turun setelah suara raungan harimau sudah tak terdengar lagi. Itu pun dilakukan pelan-pelan.
\"Setelah itu saya turun mengambil jerigen dan menjemput bibik saya dekat pondok untuk mengajak pulang. Kami takut dimakan harimau,\" ucapnya sesampai di rumah kejadian itu dilaporkan ke Kades setempat, Polsek Lebong Tengah dan Camat. Informasi harimau berkeliaran cepat menyebar.
Warga yang berkebun di daerah gunung Sepikul Bukit Pabes kini banyak meninggalkan kebunnya. Mereka khawatir akan jadi mangsa harimau lapar. Sebelumnya sejumlah ternak dan hewan peliharaan warga sudah kerap dimangsa harimau. Mulai kambing milik Jalal, anjing milik Andi dan tiga hari ditemukan 2 bangkai babi.
\"Tidak ada lagi warga yang berani menginap di kebun,\" ungkap Akmal seraya berharap aparat berwenang bisa mengatasi harimau berkeliaran dekat kebun dan pemukiman warga itu. \"Sudah 20 berkebun di sana tidak pernah melihat ada harimau. Baru itulah saya melihatnya.\" Di bagian lain, Vale (51) warga Desa Muara Aman yang juga peternak sapi di Kawasan Trans Pabes menguatkan dugaan harimau berkeliaran.
Ia mengutarakan jika orang yang mengurus sapinya tiga hari lalu mendengar raungan harimau. Diperkirakan harimau itu hendak memangsa sapi miliknya.
\" Dia (penjaga sapi) tidak berani keluar karena takut harimau tersebut malah menerkamnya. Saat itu suasananya malam hari,\" jelas Vale.(***)