\"Kami sedang mewaspadai masuknya antrak melalui hewan kurban hari Raya Idul Adha 1413 Hijriyah dalam waktu dekat ini, sehingga pengawasan ditingkatkan,\" kata kata Sekretaris Disnakeswan Provinsi Bengkulu drh Majestika M.Kes.
Ia mengatakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Bengkulu secara aktif melakukan pengawasan disejumlah peternakan sapi guna mengantisipasi munculnya penyakit zoonosius atau antrak. Hingga saat ini memang belum ada hewan ternak yang terbukti menderita virus yang mematikan tersebut, namun petugas kesehatan hewan selalu waspada karena jika terinfeksi kepada manusia bisa menyebabkan kematian.
\"Ada beberapa ciri hewan tersebut yang menderita antrak yakni suhu tubuhnya tidak normal dan bentuk tubuhnya juga tidak proposional,\" katanya.
Namun secara jelas akan diketahui jika memotong tubuh hewan tersebut, yang didalamnya terdapat bakteri yang akan bertahan selama 25 tahun dan jika menular pada manusia akan menyebakan bisul dan bila pecah dapat menyebabkan kematian.
\"Untuk mengantisipasi serangan virus tersebut, pihaknya sudah menyebarkan surat imbauan kepada kabupaten/kota agar mulai dari saat ini segera melakukan pengawasan yang ketat,\" katanya. Menurutnya, hewan kurban sebelum dipotong yakni H–1 akan diperiksan oleh tim pengawas.
\"Sehingga kesehatannya tidak perlu dikhawatirkan,\" katanya. Ditambahkannya selama ini penyakit hewan yang sering ditemukan hanya cacing pita dan atau cacing hati.
Meskipun penyakit ini tidak menggangu namun tidak pernah ditemukan pada hewan yang dijadikan hewan kurban.
Karena berdasarkan syarat-syarat hewan yang dikurbankan harus benar-benar bebas dari penyakit, dan bila terbukti mengandung penyakit harus ditarik dan tidak boleh dipotong. \"Menghadapi hari raya kurban ini, jumlah pasokan hewan sapi, kambing dan kerbau cukup banyak yakni sapi sekitar 7277 dari kebutuhan sebanyak 4486 ekor,\" katanya.
Sedangkan kerbau sebanyak 1112 dengan kebutuhan hanya 261 ekor saja. Dan stok kambing sekitar 6850 dan kebutuhannya hanya 3503 ekor saja.(100)