Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu, mulai kewalahan untuk menuntaskan permasalahn tersebut. Dimana disinfectan yang menjadi stok untuk mengantisipasi adanya serangan virus tersebut, mulai susut. Bahkan kesulitan mulai dihadapi instansi tersebut.
Kadis Pertanian, dan peternakan Kota Bengkulu, Ir Arif Gunadi, mengakui bahwa saat ini pihaknya tengah dihadapkan oleh permasalahan besar. Dimana masyarakat yang unggasnya telah terserang flu burung, meninginkan adanya ongkos ganti dari pemerintah. Namun disuatu sisi, dinas pertanian, dann peternakan sama sekali tidak memilikinya.
“Stok obat-obatan saja kita terbatas, bagaimana untuk mengganti unggas warga yang telah dimusnahkan. Karena hingga saat ini sama sekali tidak ada anggaran untuk kasus flu burung. Dengan banyaknya kasus pada tahun ini, kita sangat mengharapkan adanya anggaran pada tahun beriktnya,” harapnya.
Jumlah disinfektan sendiri terus susut, akibat serangan flu burung. Dimana instansi tersebut terus melakukan peneyemprotan. Kemarin disinfectan yang digunakan mencapai puluhan otol untuk melakukan penyemprotan terhadap kandang unggas milik warga, dan lingkungan sekiatar agar terhindar dari serangan virus H 5 N1.
“Karena anggaran yang tidak pernah ada, jadi kita minta pengertiaan dari masyarakat. Karena hal ini menyangkut untuk kesehatan kita bersama. Kita hanya bisa memberikan bantuan disinfecktan, dan penyemprotan terhadap lingkunagan warga sekitar yang terkena virus,” tukasnya. (160)