Pedagang Melawan, Pagar Dibongkar dan Dibakar

Selasa 14-05-2013,12:30 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Rencana relokasi pedagang Pasar Subuh, kemarin (13/5) terpaksa dibatalkan. Ini setelah pedagang melakukan perlawanan upaya pemindahan mereka ke Pasar Barukoto II yang telah disiapkan Pemkot Bengkulu.

Tak hanya itu saja, para pedagang yang tersulut emosi membongkar dan menghancurkan pagar seng yang menutup akses masuk ke areal Pasar Subuh di Jalan KZ Abidin II Kota Bengkulu. Bahkan material pagar yang telah dibongkar itu pun dibakar.

Personel Satpol PP Kota dan anggota kepolisian yang turun ke lokasi pun tak mampu berbuat banyak melihat pedagang yang mengarah kepada anarkis.

Diketahui ribuan pedagang Pasar Subuh awalnya menggelar demonstrasi dengan mendatangi Kantor Walikota Bengkulu sekitar tepat pukul 08.00 WIB. Aksi demo pedagang ini juga diikuti para juru parkir, tukang ojek, pembagi karcis serta sejumlah mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Mereka ingin bertemu dan berdialog dengan Walikota Helmi Hasan. \"Kami ingin walikota turun dan mau menemui kami. Kami ingin walikota berdialog dengan kami dan membatalkan relokasi,\" seru para demonstran.

Kedatangan para pedagang ini sempat menutup arus lalu lintas jalan dari arah Jalan Suprapto menuju Simpang Sekip dan Tanah Patah. Bahkan sempat terjadi aksi saling dorong pedagang dengan aparat kepolisian yang berjaga. Ini setelah para pendemo mencoba memaksa masuk ke Kantor Walikota. Beruntung para personel kepolisian yang berjaga sigap dan memasang pagar betis untuk memblokade pedagang.

Dalam orasinya para pedagang terus mengingatkan kembali janji-janji kampanye walikota dengan membangun tanpa penggusuran. Mereka berharap tetap diperkenankan berjualan di lokasi Pasar Subuh. Ismiati, salah satu demonstran mengatakan, sampai kapanpun ia tidak akan pindah. Pedagang yang sehari-hari berjualan daging ayam ini menjelaskan, dirinya telah berjualan di Pasar Subuh sejak 1984.

\"Ini mungkin bisa dikatakan sebagai pasar pertama di Bengkulu. Kami sudah berjualan di sini sejak lama dan kami tidak mau pindah,\" terang Ismiati kepada BE yang menemuinya di tengah-tengah aksi.

Senada diungkapkan Pendi, pedagang lainnya, mereka akan terus melakukan perlawanan. \"Kami siap berperang dengan pemerintah apabila kami tetap ingin direlokasi. Karena hanya dengan berjualan di pasar ini lah kami bisa menghidupi keluarga kami,\" bebernya dengan tegas.

Kapolres Bengkulu AKBP H Joko Suprayitno SST MK ikut memantau jalannya aksi demo dengan berada di tengah-tengah massa. Ia pun memfasilitasi 5 perwakilan pedagang masuk ke Kantor Walikota untuk berdialog. Kelimanya adalah Nurman Safril, Nurjanah, Hanafi, Duman Tarbasi dan Pendi. Mereka disambut oleh Kepala Satpol PP Ali Armada SH.

Sayangnya, dialog menemukan jalan buntuh lantaran tidak ada kebijakan yang bisa diambil. Karena tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, perwakilan massa aksi kembali keluar dari Kantor Walikota. \"Kami hanya ingin ketemu walikota dan mendapatkan bahwa jawaban walikota adalah membiarkan kami tetap berjualan di Jalan KZ Abidin II.

Kami tidak peduli dengan Kepala Satpol PP. Terlebih jawabannya adalah bahwa kami tetap harus direlokasi,\" kata Sekretaris Organisasi Pedagang Pasar Subuh, Isti Januari SH.

Setelah merasa tidak mendapatkan kepastian, sekitar pukul 10.30 WIB massa aksi bergerak menuju lokasi mereka biasa berjualan di Jalan KZ Abidin II. Di sinilah para pedagang meluapkan emosinya  untuk membongkar pagar seng yang menutup tempat mereka biasa berjualan.  Massa juga meratakan tanah yang bertumpuk di balik seng tersebut.

Setelah melakukan itu semua, mereka berniat kembali ke Kantor Walikota. Tapi kali ini dihadang barisan truk kepolisian di Jalan Basuki Rahmat. Koordinator mahasiswa yang ikut mendukung para pedagang, Dino Andesta Marlanden mengatakan pihaknya akan terus mendukung pedagang agar tetap berjualan di lokasi tersebut.

Apalagi mayoritas pedagang menolak pindah. Ini menjadi tanda tanya besar, ada apa dengan sikap ngotot Pemkot yang ingin memindahkan para pedagang.\"Kita melihat upaya pemindahan pedagang ini ada maksud lain. Apalagi lokasi yang tawarkan tidak efektif terhadap aktivitas jual beli,\" pungkasnya.

Tetap Direlokasi Sementara itu Kepala UPTD Pasar Minggu Roni Bambang SSos tetap bersikukuh melarang para pedagang Pasar Subuh berjualan. Para pedagang dinilai tidak menaati peraturan ketika masih diizinkan berjualan di kawasan tersebut.

\"Dari hasil rapat tadi pagi (kemarin) dengan Pak Wali, mereka tetap dipindahkan ke Pasar Barukoto. Tidak ada tawar-menawar. Nanti malam seluruh instansi terkait, terutama Satpol PP akan menjaga agar pedagang tidak masuk ke lokasi yang sudah ditutup,\" ujar Roni kepada BE.

Dia pun optimistis, dalam pekan ini seluruh pedagang sudah dipindahkan ke Pasar Barukoto. Meski harus mendapat perlawanan dari para pedagang, yang tidak ingin dipindahkan. \"Kami usahakan dalam minggu ini selesai,\" ucapnya. Baru 2 Pedagang Sementara itu Pasar Barukoto sebagai lokasi pemindahan pedagang Pasar Subuh masih terlihat sepi. Sekalipun kondisinya telah direnovasi dan dilengkapi sanitasinya, lantai dua Pasar Barukoto II baru terisi dua lapak. Yaitu diisi oleh Rensy dan Firman, pedagang bumbu masak. Sisanya, masih banyak ruang kosong karena para pedagang menolak untuk direlokasi.

Salah satunya Rensy Ana (27). Pedagang sayuran ini mengaku mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan. Terlebih lagi kata dia, lokasi yang diberikan cukup baik ketimbang harus bertahan di jalan KZ Abidin.

\"Daripada ngotot, mending saya ikuti aturan. Apalagi fasilitasi di sini bagus. Masa dikasih tempat bagus, ditolak. Daripada panas-panasan disana. Kecuali kalau kita diusir, enggak ada tempat. Baru demo, karena kita enggak punya tempat lagi untuk jualan,\" kata Rensy.

Disinggung mengenai sepinya pembeli di Pasar Barukoto, dia mengaku tidak khawatir. Sebab dia yakin, pembeli pasti akan datang sendiri untuk berbelanja. \"Kalau memang rezeki, di mana saja kita jualan pasti ke kita,\" ucapnya.

Sedangkan mengenai kunjungan H Helmi Hasan SE beserta rombongan, yang memantau ke lokasi tempat relokasi pedagang pasar subuh. Rensy mengaku bersyukur, karena dagangannya habis diborong. \"Tadi pak wali belanja sayuran disini.

Diborong semua sama dia. Tadi walikota belanja Rp 600 ribu, terus belanjaannya dibagi-bagi ke warga sini,\" terangnya.(cw6/009)

Tags :
Kategori :

Terkait