JAKARTA, BE - Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), Suwhono menganggap masyarakat yang mengadaikan barang sebagai pahlawan. Menurutnya, orang yang menggadaikan barang berarti telah berusaha memperbaiki hidupnya tanpa mengandalkan negara.
Bahkan, mereka rela menggadaikan barang berharganya untuk mengubah kehidupan, seperti untuk menjalankan usaha atau untuk membiayai anaknya sekolah. \"Kalau orang itu usaha sendiri, berarti dia tidak menggantungkan hidup pada negara. Jadi orang itu memiliki visi kehidupan yang lebih baik,\" ujar Suwhono di kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, Jumat (10/5).
Lebih lanjut Suwhono mengatakan, dulu memang masyarakat menengah ke bawah yang menggadaikan barang dianggap sebagai kaum marjinal. \" Saking malunya, mereka harus masuk melalui pintu samping gedung pegadaian,\" sebutnya.
Namun, kini Pegadaian tak mau nasabahnya dianggap sebagai masyarakat marginal. Sebab, Pegadaian justru menempatkan nasabah kelas menengah ke bawah sebagai pahlawan bangsa.
\"Saya marah kalau ada nasabah yang datang hanya pakai daster dan sandal jepit lalu dianggap marginal. Kami di Pegadaian memiliki tujuan yang baik, yaitu menolong masyarakat yang membutuhkan pinjaman dana tanpa harus melewati birokrasi berbelit,\" tutup pria asal Sragen ini. (jpnn)