4 Soal UN Tidak Tercetak

Selasa 07-05-2013,13:40 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Pelaksanaan UN tingkat SD/MI di Provinsi Bengkulu sempat membuat bingung 35.282 siswa SD/MI. Pasalnya, 4 dari 50 soal mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya memuat pertanyaan tanpa teks wacana alias tidak tercetak. Soal itu terdiri dari nomor 26, 27, 34 dan 47 dari paket nomor B1P1 2012/2013.

Seperti pada nomor 47 soal berisikan kalimat yang tepat untuk melengkapi laporan diatas adalah A. Mengenal lebih dekat taman remaja, B Mengunjungi Taman Remaja Bengkulu, C. Menghitung jumlah binatang di taman wisata, dan D. Mengelompokkan jenis binatang yang ada di taman wisata. Tetapi laporan wacana yang seharusnya  ada di atas pertanyaan tidak ada.

\"Kami tidak jawab, karena kami bingung bagaimana mau jawabnya,\" ungkap Reza siswa SDN 27 Kota Bengkulu ini. Hal yang sama juga dikatakan siswa SDN 2, Ahmad yang juga mengaku sengaja tidak mengisi 4 soal yang tidak lengkap itu.

\"Tadi sudah ada pemberitahuan dari pengawas kalau soal no. 26,27,34 dan 47 tidak usah diisi karena soalnya tidak lengkap,\" jelasnya polos.

Mengetahui hal tersebut, Ketua MKKS SD Kota Bengkulu, Saiful Hidayat SPd mengatakan tidak lengkapnya isi dari 4 butir soal yang diujikan bukan dikarenakan kesalahan siswa. Karena itu siswa tidak bisa menjawab 4 soal tersebut. \"Kami berharap 4 soal ini menjadi bonus penilaian karena tidak ada teks wacananya,\" ungkapnya. Dan siswa tidak dirugikan atas kesalahan tersebut.

Senada diungkapkan Bupati Lebong H Rosjonsyah SIP MSi. Di daerahnya juga mengalami kondisi yang sama. Ia berharap ada tindak lanjut dari pihak Dinas Pendidikan Kabupaten maupun Provinsi agar tidak merugikan siswa. \"Ya saya minta agar hal ini ditindak lanjuti agar tidak merugikan siswa yang mengikuti UN,\" singkat Bupati.

Selain itu, Kepala Dinas Pendidikan Nasional Pemuda dan Olah Raga (Diknaspora) Kabupaten Lebong Drs Aswan MSi mengaku akan segera berkoordinasi kepada pihak Dinas Pendidikan Provinsi terkait adanya empat nomor soal yang tidak memiliki soal tersebut. \"Sudah kita buat berita acaranya, nanti akan kita laporkan megenai hal tersebut. Yang jelas hal itu tida akan merugikan para siswa nantinya,\" kata Aswan.

 

Teledor? Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI) Provinsi Bengkulu Herman Zawawi sangat menyayangkan tidak lengkapnya 4 soal ujian itu. Dia mempertanyakan profesional tim pembuat soal sehingga terjadinya kesalahan ini. \"Kesalahan ini apa karena tidak profesional atau teledor? ini ujian nasional, kalau sengaja ada apa?,\" tanyanya.

Apabila hal tersebut disebabkan karena faktor keteledoran maka seharusnya hal itu tidak terjadi. Karena tim penyusun soal adalah orang-orang pilihan yang sudah profesional. Kendati demikian, dia berharap atas kejadian ini tidak merugikan siswa. Karena akibat soal yang tidak lengkap membuat siswa tidak bisa menjawab.

 

Bonus Ditemui di tempat berbeda, Ketua UN Dispendik Provinsi Bengkulu Drs Budiyanta mengakui kelalaian dalam penyusunan soal tersebut. Kendati demikian, tidak ada wacana teks yang itu bukan disebabkan faktor kesengajaan. Tetapi dalam teknis perakitan soal yang tidak teliti dalam penyusunan soal.

\"Ini pelajaran bagi kami panitia provinsi untuk lebih teliti lagi,\" ujarnya. Namun, lanjut Budi yang juga menjadi Kepala UPTD, Kurikulum Dispendik Provinsi ini. Terkait dengan permintaan agar 4 soal tersebut menjadi bonus bagi siswa tidak dapat diputuskan dalam waktu dekat. Mengingat, hal tersebut akan menjadi wacana yang akan dirapatkan oleh unsur pimpinan di Dispendik Provinsi.

Tetapi dari pengalaman ditahun sebelumnya, soal yang tidak lengkap ini menjadi bonus. Sehingga siswa yang dengan sengaja tidak menjawab atau tetap memberi jawaban tidak akan dirugikan. \"Kita akan rapat dahulu dengan Kadispendik mengenai hal ini,\" pungkasnya.

 

Scanner Disisi lain, proses scanner LJK UN SD/MI tersebut akan dipusatkan di Dispendik Provinsi Bengkulu. Hanya saja, proses pelaksanaan tersebut baru akan dilaksanakan setelah proses scanning dan UN susulan usai dilaksanakan.

\"Scooring, setelah scanning dan susulan selesai. Yang mengerjakan masih tetap operator Dispendik Kabupaten/Kota. Kita hanya menfasilitasi mereka melakukan scanner,\" ungkap ketua tim komputerisasi Dispendik Provinsi Bengkulu, Raden Wahyu DP MM. Nantinya dalam melakukan proses tersebut, pihaknya akan dalam melakukan proses tersebut pihaknya tetap mengikutsertakan tim dari Dispendik kabupaten/kota. Meskipun dalam proses UN masih dilakukan secara terpusat.

Ditahun ini, tim scanning Kabupaten/Kota masih melakukan scanning di dispendik Provinsi dengan menggunakan peralatan masing-masing. Hal ini dikarenakan sebagaian besar tim scanning sebelumnya, telah beralih tugas sehingga pihaknya harus melakukan pelatihan kembali.

 

Kelulusan Ditentukan Sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) optimistis tingkat kelulusan sangat tinggi, bahkan bisa mencapai 100 persen.

Hal itu tidak lepas dari program wajib belajar pendidikan dasar (wajardikdas) 9 tahun yang dicanangkan Kemendikbud. Artinya, Kemendikbud akan mendorong habis-habisan agar tidak ada angka putus sekolah dari jenjang SD ke SMP.

Jangan lupakan faktor standar kelulusan. Berbeda dengan unas SMP dan SMA yang standar nilai kelulusannya ditentukan Kemendikbud, untuk unas SD ditentukan oleh setiap sekolah. ’’Sekitar sepekan menjelang unas, masing-masing SD sudah menyerahkan standar kelulusan ke dinas pendidikan kabupaten atau kota,’’ tutur Direktur Pembinaan SD Kemendikbud Ibrahim Bafadal.

Berbekal standar itu, dinas pendidikan menetapkan kelulusan unas SD. Ketetapan kelulusan diambil setelah proses koreksi yang dijalankan dengan sistem silang antar-SD di satu kabupaten atau kota.

Dengan skema penetapan standar kelulusan seperti itu, pihak sekolah tidak akan mengambil risiko menetapkan standar tinggi. Sebab, hal itu berpotensi banyak siswa yang tidak lulus.

Ibrahim menegaskan, tahun ini hasil unas SD tetap diposisikan sebagai bentuk persyaratan kelulusan. ’’Kami tidak tahu untuk tahun depan. Bisa jadi ada kebijakan baru terkait posisi unas di jenjang SD,’’ tandasnya. Kemungkinannya adalah tetap menjadikan unas sebagai kriteria kelulusan atau hanya sebagai alat pemetaan.

Terkait dengan persiapan unas, Ibrahim yakin unas SD berjalan serentak di 33 provinsi hari ini. Jajaran Kemendikbud terus memantau persiapan unas SD di seluruh Indonesia. ’’Pelaksanaan unas SD memang di tingkat pemprov. Tetapi, saya mendapat delegasi untuk mengawasi dari Pak Menteri (Mendikbud Mohammad Nuh, Red),’’ jelas Ibrahim.(128/777)

Tags :
Kategori :

Terkait