Translokasi itu berlangsung sekitar pukul 09.00 WIB oleh tim BKSDA membawa dua gajah yang diberi nama Dino (gajah jantan), dan Natasha (gajah betina), ke areal Jl Jenggalu, Tapak Jedah Kota Bengkulu. Saat pelaksanaan translokasi panitia BKSDA terpaksa menutup lalu lintas di kawasan dua jalur itu, tujuanya agar dua gajah tidak terganggu, apalagi masih masa pengenalan truk pengangkut dengan binatang berbelalai itu.
Pantauan BE di lapangan, dua gajah hanya hilir mudik mengintari kawasan Tapak Jeddah, sesekali mendekati bak truk mobil yang didalamnya ditutupi dedaunan dan dipancing makanan berupa pisang, tomat, suplemen dan vitamin. Dengan dikendalikan Mahot (pawang-red) dua gajah ini tetap sulit untuk dimasukkan kedalam truk,bahkan pemandangan itu selalu terjadi berulang kali.
Kepala BKSDA, Anggoro Dwi Sujatmiko melalui Kasi Konservasi wilayah II, Jaja Mulyana menuturkan, translokasi atau pemindahan gajah dari tempat satu ke tempat lainya membutuhkan waktu yang agak lama, bisa satu pekan hingga satu bulan lamanya.
Lamanya pemindahan itu dikarenakan gajah memerlukan adaptasi dan dilatih terhadap kendaraan pengangkutnya. Mereka ini dilatih untuk mudah masuk mobil dan lain-lain, apalagi gajah Dino dan Tassa ini meski terlatih namun baru satu kali naik mobil yakni dari Lampung dan dibawa ke Bengkulu, wajar saja kalau puluhan tahun tidak dilatih mengendarai transportasi, ia sangat sensitif, dan ketika melihat benda asing sangat ragu untuk melangkah atau melaluinya. \" Jika ada benda yang dirasakan baru gajah merasa ketakutan,\" katanya.
Untuk memundahkan pemindahan lokasi itu selain pembiasaan, bisa juga dengan cara dibantu dengan gajah yang terlatih sehingga gajah yang telah terlatih itu mendorong dan memblokade agar gajah itu mau masuk kedalam transportasi yang disediakan. \"Biasanya satu gajah yang masuk, merasa ada kawan maka , kurang lebih 1 bulan untuk melatih dan beradaptasi mengenalkan benda asing pada gajah, \" tukasnya. (247)