Teman Histeris, Pembunuh Santai

Jumat 03-05-2013,14:35 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Silvi, teman korban pembunuhan Vivi Fitriani, mahasiswa UMB yang dibunuh secara sadis oleh Mantan Pacarnya sendiri, Febriansyah histeris. Sementara tersangka pembunuhan Ferbriansyah alias Abi bersikap santai saja, seolah tak melakukan pembunuhan sadis. Hal ini terlihat saat rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap mahasiswi UMB, yang dilakukan oleh Polres Bengkulu kemarin. Penasehat Hukum tersangka,Nedianto Ramadhan SH dan Maman Nofiza SH serta beberapa orang jaksa (Azizi, Rini, Yordan) ikut menyaksikan jalannnya rekonstruksi. Warga yang penasaran pun ramai pulamenyaksikannya. Rekonstruksi berlangsung di 3 tempat, kosan korban di Pondokan Dhita (Kos Korban), Kontrakan tersangka di Jalan Merapi 5 Kelurahan Kebun Tebeng Kecamatan Ratu Agung. Serta tempat penemuan jazad korban, dikawasan tumpukan sampah di Jalan Raya Nakau Kelurahan Surabaya Kecamatan Sungai Serut. Saat rekonstruksi mau dimulai di kosan korban, Silvi menangis histeris. Ia tak kuat harus memperagakan adegan yang membuat nyawa sahabatnya itu melayang secara tragis. Silvi langsung berlari dan menjerit  tidak mau masuk ke kosan korban. Bahkan kedua temannya yang lain juga tak mau membantu rekonstruksi itu. Namun setelah diberi penjelasan oleh petugas dan salah satu polwan (Jenny) ketiga teman korban tersebut mau membantu jalan rekontrusi. Ketika menjalankan rekontrusi adegan ketiga, lagi-lagi Silvi histeris saat dipertemukan dengan pelaku pembunuhan Febriansyah. Tentu saja histeria teman korban tersebut menjadi tontotan warga yang menyaksikan rekontruksi. Rekonstruksi ini memperagakan 25 adegan kronologis pembunuhan yang dilakukan tersangka Febriansyah terhadap korban Vivi. Ketika dikosan korban dilaksanakan tiga adegan mulai dari tersangka mengambil Handphone korban, sampai tersangka menjemput korban mengajak korban ke kontrakan tersangka. Saat menejemput korban tersangka menunggu didepan gang menuju kosan korban. Korban berjalan menuju motor tersangka, ternyata saat korban dibonceng tersangka ada teman korban yang melihat dari depan pondokkan. Dari total rekontruksi sekitar 25 adegan tersebut, diketahui pada adegan ke 4 sampai 15, terlihat cara tersangka menghabisi korban.Setelah tersangka dan korban masuk kekontrakan tersangka, keduanya terlibat percekcokan. Pelaku mencekik leher korban dengan kedua tanganya. Korban sempat lemas dan tergolek dilantai. Tersangka lalu mengambil koran dan menutupkannya ke muka korban, lalu melanjutkan mencekik leher korban, hingga lidah korban menjulur keluar. \"Setelah saya buka koran, baru nampak lidahnya keluar\" ucap tersangka saat menjalankan rekontruksi. Setelah itu, tersangka mengambil seprai yang ada di lemari untuk membungkus jasad korban. Dan tersangka sempat dua kali keruang belakang rumahnya untuk minum dan mengambil pisau. Diadegan 16 sampai 25 diketahui tersangka membuang jasad korban dan menghujamkan pisau ketubuh korban. Tersangka tidak ingat lagi sudah berapa kali ia menghujamkan pisau tersebut. Untuk menghilangkan jejak tersangka juga membuat helm dan tas korban. Dijelaskan Kapolres Bengkulu AKBP H Joko Suprayitno SST MK disela-selah rekontruksi berlansung dari hasil penyidikan diketahui motif tersangka membunuh korban karena perasaan cinta tersangka kepada korban tidak berbalas. \"Tersangka kita jerat dengan pasal 338 dan 340 KHUP, sebab kita melihat disana juga ada usur perencanaan untuk menghabisi nyawa korbanya,\" ungkap Kapolres Kemarin. (cw4)

Tags :
Kategori :

Terkait