BENGKULU, BE - Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi di Provinsi Bengkulu berkomitmen membantu pengusaha farmasi dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam bidang farmasi.
Komitmen ini disepakati berdasarkan hasil Musawarah Daerah GF Farmasi Bengkulu yang dilaksanakan di Hotel Bidadari, Pantai Panjang, Bengkulu. \"Selama ini kita vakum, tetapi dengan adanya Musda ini maka kita akan aktif untuk menjadi wadah para pengusaha farmasi,\" ujar Ketua GP Farmasi terpilih, Zufli, setelah acara Musda, kemarin.
Menurut pria yang akrab disapa Anen ini, adanya GP Farmasi ini diharapkan bisa memberikan bantuan kepada semua pengusaha yang bergerak di bidang farmasi, seperti apotek, toko obat, maupun distributor obat.
Anen mengakui bahwa bisnis farmasi ini tidak segampang dengan bisnis lainnya. Banyak sekali aturan dan prosedur yang harus dilewati, baik dari dinas kesehatan setempat ataupun pemerintah pusat. \"Jika kita tidak mengikuti prosedur yang ada, maka akibatnya fatal,\" tambah Anen.
GP Farmasi juga akan menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam menyosialisasikan segala peraturan yang dikeluarkan pemerintah, karena ia juga mengakui terkadang peraturan yang di buat pemerintah terlambat sampai kepada para pengusaha farmasi.
\"Dengan adanya GP Farmasi ini maka segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pemerintah tentang kefarmasian akan segera kita sampaikan. Begitu juga sebaliknya, jika ada keluhan dari pengusaha kepada pemerintah maka akan kita sampaikan juga,\" ungkap Anen.
Salah satu yang menjadi tantangan GP Farmasi kedepannya adalah peraturan pemerintah tentang cara penjualan dan pendistribusian obat terutama obat injeksi. Saat ini pemerintah telah menetapkan aturan bahwa obat injeksi harus disimpan dibawah suhu 25 derajat celcius, sehingga para pengusaha harus menyiapkan dana lebih untuk pengadaan alat pendingin tersebut. \"Akibat dari peraturan tersebut, Banyak pengusaha yang tidak menjual obat injeksi sehingga masyarakat sendiri yang dirugikan,\" papar Anen.
Namun disisi lain Anen juga mendukung program tersebut, karena para pengusaha sendiri sudah mengetahui kenapa pemerintah membuat peraturan tersebut. Terlebih lagi saat ini pasar obat dunia sudah jauh lebih dari itu tingkat standarnya. dan dikhawatirkan saat perdagangat bebas telah dibuka. Maka pengusaha lokal akan di gusur karena tidak sesuai dengan standar.
Masalah lain yang saat ini di hadapi pengusaha farmasi adalah masalah e-katalog yaitu standar harga obat yang ditetapkan pemerintah. Namun ada beberapa obat yang ditetapkan pemerintah tidak bisa mereka ikuti karena modal mereka dari produsen sudah sangat tinggi, sehingga mereka akan segera melaporkan masalah ini kepada pemerintah.
Sementara itu Sekretaris GP Farmasi Bengkulu yang juga sebagai Ketua Panitia Musda, Adriansyah mengatakan, dipilihnya Zufli sebagai Ketua GP Farmasi Bengkulu setelah semua peserta yang datang menyutujui Zufli sebagai ketua GP Farmasi Bengkulu. \"Kita berharap nantinya GP Farmasi bisa sejajar dengan organisasi lainnya dan akan memberikan manfaat yang lebih bagi pengusaha farmasi,\" harap Adriansyah.
Jumlah peserta yang datang pada acara musda tersebut sebanyak 55 pengusaha yang berasal dari seluruh provinsi Bengkulu. Dan menurut Ardiansyah kedepannya mereka akan melakukan berbagai kegiatan-kegiatan lainnya seperti kegiatan sosial.(251/Prw)