Dra Deny Asiah

Minggu 28-04-2013,09:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

 

Berkat arahan  kedua orang tuanya, ia bersama empat saudara menjadi guru, dua orang jadi PNS pemda dan satu orang Bidan. \" Dari delapan bersaudara, satu orang meninggal, dan ketujuh saudara sudah bekerja, 4 orang guru, satu bidan,  dan dua orang PNS Pemda Lampung, \" ceritanya.

 

Pertama kali ditugaskan di SMAN 3 Kota Bengkulu (saat itu SMA Pagar Dewa-red),  statusnya saat itu masih lajang, selang beberapa tahun kemudian  ia bertemu dengan jodohnya dan menikah, hingga memiliki  dua putri cantik, yakni Dhea Febrita  dan Ade Riski Oktarina .

 

Allah berkehendak lain pada tahun 1997,  suaminya meninggal,  saat itu anak-anaknya masih cukup kecil, pun begitu ia tak mau larut dalam kesedihan,  ia tetap fokus dalam karirnya sebagai guru bidang studi Matematika, sekaligus mengurus   kedua anaknya hingga besar seperti  saat ini, \" Dhea  sekarang sudah  menjadi mahasiswi di Unib semester 6 dan Ade kelas 3 SMA, \" tutur  wanita berjilbab itu.

 

Tak ada yang berkeinginan menjadi seorang single parent termasuk dirinya,  kesabaran, ketegasan, disiplin dan jiwa bertanggungjawab  mendidik anak-anaknya   tidak dianggap beban,  justru  dijadikan suport diri untuk lebih maju,  sikap  tak gampang kecewa, dan  selalu bersusaha  itu ditularkan kepada kedua putri tercintanya, supaya keduanya menjadi anak yang mawas diri, tidak sombong, dan  mampu menjaga  nama baik keluarga dan  kedua orang tuanya.

 

\" Seorang Single, dua peran dimainkan, saya harus mampu jadi ayah, dan  ibu  bagi anak-anak, sehingga terkadang harus bertindak tegas dan ditegaskan, saya juga   selalu  ingatkan kepada mereka untuk menjaga  diri, jaga nama baik  orang tua, dan menjaga  nama baik keluarga,\" katanya.

 

Dengan sikap keterbukaan  serta  pengertian satu sama lain,   kedua anaknya mesti tidak memiliki sosok figur sang ayah namun ia mampu terhindar dari segala godaan seperti narkoba.

 

Diakuinya, menjadi  seorang wanita karier cukup menyita waktu,  apalagi saat ia di beri tanggungjawab sebagai wakil kepala sekolah di SMAN 3 kota Bengkulu, sekaligus  sebagai fasilitator  tim supervisi sekolah model binaan  tingkat SMA  dari Direktorat jenderal (dirjen) kemendiknas, serta  tim fasilitator RSBI Dirjend Pembinaan SMA  tahun 2012.  Ia harus melakukan   survey ke lokasi seperti di Padang, Sumsel, dan Bengkulu, banyak waktu yang tersita  bahkan  harus keluar daerah.  \" Meski menjadi wanita karier, keluarga  sangat diutamakan, \" terangnya.

 

Ditempat tugasnya yang baru,  ia berkeinginan untuk menjadikan SMAN 4 kota Bengkulu sebagai sekolah unggulan dan menjadi lirikan  pertama bagi   masyarakat,  untuk mewujudkan itu semua butuh kerjasama,  dan dukungan dri berbagai pihak, satu prestasi telah dipegangnya selama empat bulan menjabat sebagai kepala sekolah, SMAN 4 meraih sekolah sehat  dan bersih ditingkat kota.  \" Kedepan harus lebih baik dan lebih maju lagi, \" ujarnya optimis. (endang)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler