Helmi menyampaikan ekonomi Bengkulu menunjukkan tren membaik. Pada triwulan II tahun 2025, realisasi investasi mencapai Rp901,61 miliar, tumbuh 12,26 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.
Investasi non-modal, khususnya sektor industri makanan, menjadi pendorong utama peningkatan tersebut.
"Mari tingkatkan sinergi dalam pelayanan perizinan kepada investor, tanpa mengabaikan kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat," ujar gubernur.
Dijelaskan pertumbuhan ekonomi Bengkulu naik dari 4,70 persen (2024) menjadi 4,99 persen (2025). Selain itu tingkat kemiskinan turun dari 13,56 persen menjadi 12,08 persen.
Gini ratio stabil di 0,343, tingkat pengangguran terbuka berada pada 3,24 persen, dan Indeks Pembangunan Manusia pada 2024 mencapai 74,91.
Selain itu Pemprov Bengkulu pada 2025 mengalokasikan APBD untuk memperkuat layanan publik dan pembangunan daerah, di antaranya:
Rp606 miliar untuk pembangunan infrastruktur jalan dan bangunan di kabupaten/kota (Rp516 miliar rekonstruksi/rehabilitasi jalan dan Rp90 miliar infrastruktur perkantoran).
Juga Rp38,8 miliar untuk pengadaan 130 unit ambulance gratis, dan Rp44,4 miliar untuk mendukung BPJS gratis, serta Rp6,4 miliar untuk pengadaan kendaraan kebersihan (arm roll dan bak arm roll).
Ada pula Rp3 miliar untuk pembukaan jalan cetak sawah 6,9 km di Enggano, maupun Rp2,5 miliar untuk jaringan perpipaan cetak sawah di Rejang Lebong.
Selain itu, dana APBN juga berhasil diperjuangkan, antara lain Rp82 miliar per bulan untuk program peningkatan kesehatan dan gizi masyarakat, Rp200 miliar untuk pembangunan SMA Unggul Garuda di Rejang Lebong, Rp156 miliar untuk survei dan desain cetak sawah seluas 2.200 ha.
"Terhadap program-program ini, mari kita awasi bersama agar pelaksanaannya berjalan baik dan memberikan manfaat optimal bagi seluruh masyarakat," tutup Helmi.