BENTENG, BE - Masyarakat di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) masih banyak yang belum menikmati aliran listrik atau lampu sebagai penerangan didesa. Hal ini seperti dialami oleh warga di Desa Tanjung Raman Kecamatan Taba Penanjung. Sejak berdiri tahun 1949 lalu hingga kini sudah 64 tahun lamanya Desa Tanjung Raman ini belum tersentuh fasilitas listrik. Akibatnya tentu saja suasana desa ini pada malam hari gelap gulita.
\"Kami sangat berharap Pemkab Benteng dapat memasukkan listrik ke desa kami. Sudah berpuluh - puluh tahun kami mendambakannya, \" ungkap kepala desa Tanjung Raman, Sohandi pada BE kemarin.
Menurut Sohandi bila Pemkab dan PLN (Perusahaan Listrik Negara) belum dapat merealisasi lampu listrik, dapat dicarikan solusinya dengan menyediakan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya).
Jika dihitung usia desa Tanjung Raman sudah hampir sama dengan usia kemerdekaan Republik Indonesia yang masuk usia 67, hanya beda 3 tahun Tanjung Raman kini berusia 64 tahun. Namun, warga desa ini belum pernah merasakan terangnya lampu listri. Puluhan tahun yang ada hanya suasana gelap gulita. Padahal ratusan kepala keluarga bertempat tinggal di Desa Tanjung Raman ini “Bayangkan saja, ratusan warga yang tinggal di Desa Tanjung Raman belum ada yang tahu arti merdeka, kami masih sangat tertinggal,” tambahnya.
Sang Kades menambahkan, sebenarnya tahun 2008 lalu telah direalisasikan listrik tenaga surya, hanya saja bantuan tersebut tidak bertahan lama. Saat ini 90 % bantuan listrik tenaga surya itu sudah rusak. Akibatnya warga kembali mengandalkan lampu teplok (lampu minyak tanah) penerangan di rumahnya.(111)