BENGKULUEKSPRESS.COM – Pemerintah Kota Bengkulu telah memasuki fase krusial dalam penanganan dampak gempa bumi berkekuatan 6,3 SR yang mengguncang pada 23 Mei 2025 lalu.
Kini, masa transisi dari darurat ke pemulihan pascabencana telah ditetapkan, terhitung mulai tanggal 30 Mei hingga 30 November, atau selama enam bulan ke depan.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Bengkulu, Wilhopi, menerangkan bahwa selama periode enam bulan ini, pihaknya akan terus memantau secara intensif kondisi para korban gempa.
Pemantauan ini bertujuan untuk memastikan apakah mereka masih mengalami kesulitan akibat dampak bencana beberapa waktu lalu.
"Kami akan selalu memantau para korban gempa ini selama 6 bulan ke depan. Kalau memang ada yang membutuhkan logistik ini akan kita dropping. Seperti hari ini yang rusak berat 44 paket itu tetap kita kasih kebutuhan mereka," kata Wilhopi, Selasa (3/6/2025).
Ia menegaskan komitmen BPBD untuk terus menyalurkan bantuan logistik hingga rumah-rumah korban selesai dibangun. "Sehingga sebelum rumah mereka selesai dibangun, kebutuhan mereka untuk logistik tetap kita berikan, paling tidak sekitar 3 hari atau 4 hari akan kita supply. Mudah-mudahan juga dalam waktu dekat ini tim verifikasi dan tim pelaksana untuk pembangunan akan bekerja," tambahnya, menunjukkan perencanaan yang matang.
Sementara itu, untuk pembangunan kembali rumah para korban gempa, Wilhopi menyatakan bahwa pihaknya tinggal menunggu rapat koordinasi yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Rapat ini akan melibatkan tim dari PUPR, Perkim, Kapolresta, dan Dandim, yang nantinya akan menentukan jadwal pasti dimulainya pekerjaan pembangunan.
Masa transisi ini menjadi periode penting bagi pemulihan menyeluruh pascabencana di Kota Bengkulu, dengan fokus pada memastikan kebutuhan dasar korban terpenuhi dan proses pembangunan berjalan lancar.(**)