Agar Rezeki Lancar dan Terhindar dari Utang Serta Fitnah, Mbah Moen Sarankan Amalkan Wirid Pendek Ini

Minggu 02-03-2025,08:00 WIB
Reporter : Ari Apriko
Editor : Ari Apriko

BENGKULUEKSPRESS.COM- KH Maimun Zubair, atau yang akrab disapa Mbah Moen, adalah seorang ulama kharismatik Nahdlatul Ulama (NU) yang lahir pada 28 Oktober 1928.

Beliau merupakan pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar di Sarang, Rembang, Jawa Tengah.

Selain aktif berdakwah dan membina santri, Mbah Moen juga berperan dalam perkembangan politik Islam.

BACA JUGA:Doa Pelancar Rezeki, Mbah Moen: Baca 100 Kali Sebelum Fajar

BACA JUGA:Bila Tak Ingin Hidup Susah dan Rezeki Seret, Mbah Moen: Jauhi 3 Kebiasaan Ini

Bahkan, pada periode 1985–1990, beliau pernah menjabat sebagai Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Tengah.

Mbah Moen wafat di usia 90 tahun di Tanah Suci Mekah. Meskipun telah berpulang, nasihat-nasihatnya tetap dicari dan diamalkan oleh banyak orang sebagai pedoman dalam menghadapi kehidupan yang semakin kompleks.

Dalam salah satu ceramahnya, Mbah Moen pernah memberikan nasehat agar rezeki lancar dan terhindar dari hutang dan fitnah.

Hal tersebut disampaikan Mbah Moen dalam suatu ceramah yang videonya diunggah oleh kanal Youtube Ziip Production.

Mbah Moen menyampaikan bahwa siapa pun yang ingin mendapatkan keluasan rezeki dan terhindar dari hutang sebaiknya membaca wirid ini sebanyak seratus kali.

Namun, sebelum menyebutkan wirid tersebut, Mbah Moen mengisahkan tentang permintaan Nabi Muhammad SAW kepada Allah SWT.

"Muhammad apa yang kamu minta, Apapun yang kamu minta akan dikabulkan oleh Allah SWT," ungkap Mbah Moen.

"Namun Nabi Muhammad tidak meminta apapun, terkecuali satu hal yaitu agar umatnya tidak masuk ke dalam neraka," tambah Mbah Moen.

Selanjutnya, Mbah Moen menjelaskan keistimewaan Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah kelompok dalam Islam yang senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam berdasarkan Al-Qur’an dan hadis yang sahih, dengan memahami dan mengamalkannya sesuai dengan pemahaman para sahabat, tabi'in (generasi setelah sahabat), serta tabi'ut tabi'in (generasi setelah tabi'in).

Kategori :