Namun, Gus Baha memberikan solusi yang sederhana.
"Kalau kamu sudah senang, wajah pesek, hidung wuelek, rambut keriting, ya seneng aja, ra karuan senenge. Kalau sudah begitu, kamu tidak akan menggugat siapa-siapa," ungkap Gus Baha.
Pesan yang disampaikan Gus Baha menekankan pentingnya bersyukur dan menerima diri apa adanya.
Dengan menjaga hati tetap bahagia, seseorang dapat mengalahkan strategi setan yang berusaha menjadikan kesedihan sebagai pintu masuk ke dalam jiwa.
Dalam ceramahnya, Gus Baha juga mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada kondisi fisik atau materi. Kebahagiaan sejati muncul dari sikap menerima takdir Allah dengan hati yang lapang.
Gus Baha memberikan contoh para ulama terdahulu yang melawan setan dengan penuh keceriaan.
BACA JUGA:Terlalu Terlena dengan Kenikmatan Duniawi, Gus Baha Ingatkan Ini
BACA JUGA:Jangan Sia-siakan Nikmat Hidup, Gus Baha Sebut Hidup Kita Dirindukan Orang-orang Ini
Mereka tidak mudah terpengaruh oleh bisikan setan yang berusaha menggoyahkan iman mereka terhadap takdir. Sebaliknya, mereka menunjukkan sikap optimis dan penuh percaya diri.
"Makanya, dulu ulama-ulama itu kalau ngelawan setan, pakai farah, pakai senang," pesan Gus Baha.
Dengan menunjukkan kebahagiaan, seseorang tidak memberikan kesempatan bagi setan untuk masuk dan mengganggu.
Selain itu, Gus Baha mengingatkan bahwa rasa syukur merupakan perisai terbaik dalam menghadapi ujian hidup.
Ketika seseorang mampu bersyukur, sekecil apa pun nikmat yang diberikan Allah, setan akan kesulitan menjalankan tipu dayanya.
Gus Baha juga menegaskan bahwa hidup ini penuh dengan ujian yang dirancang untuk memperkuat iman.
Oleh karena itu, menghadapi ujian dengan senyuman adalah cara terbaik untuk menunjukkan keimanan yang teguh.
"Jangan sampai kamu resah hanya karena merasa kurang. Itu yang diinginkan setan," demikian Gus Baha.