BENGKULUEKSPRESS.COM - Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu tengah menjadi soratan publik lantaran melakukan penolakan layanan medis terhadap masyarakat yang mengalami kecelakaan lalu lintas.
Kejadian ini bermula saat seorang warga Kota Bengkulu Edi Wagimin (63) mengalami kecelakaan lalu lintas dan mengalami patah kaki sehingga harus dibawa oleh lawan lakalantas-nya ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Setibanya di RSMY Edi yang saat itu diantarkan oleh Andy Suhary yang merupakan lawan lakalantas Edi sekaligus anggota DPRD Provinsi Bengkulu ditolak oleh pihak rumah sakit dengan alasan tidak dapat memberikan perawatan karena dokter sedang cuti nataru.
Setelah melakukan upaya negosiasi penanganan, pihak rumah sakit menyarankan agar pasien dibawa ke Rumah sakit swasta yang ada di kota Bengkulu sebab disana ada dokternya.
BACA JUGA:Pelindo Jamin Pelayanan Bongkar Muat Tetap Berjalan Pasca Insiden Kebakaran
BACA JUGA:Polresta Bengkulu Gelar FGD Guna Menciptakan Kamtibmas Saat Nataru 2025
Menurut keterangan Andy, mereka membawa pasien RSMY atas rujukan RS Tiara sella tempat pertama pasien mendapat penanganan pertama dikarenakan RSUD Memiliki fasilitas yang memadai untuk melakukan tindakan. Namun, pihak RSUD tetap pada pendirian mereka, dengan alasan karena dokter sedang cuti.
Melihat tidak ada solusi dari pihak RSUD, pasien akhirnya dibawa ke rumah sakit lain yang dimaksud oleh pihak RSMY, yakni RS gading medika yang jaraknya lebih kurang 4 kilometer dari RSUD.
Terkait dengan kejadian tersebut, Kepala RSMY dr. Ari Mukti Wibowo, dalam keterangan resmi menyampaikan permohonan maaf atas kejadian penolakan ini dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kedepannya.
"Kami sangat mengutamakan keselamatan dan kesehatan pasien. Namun Saat ini dokter spesialis bedah orthopedi sedang cuti karena merayakan Natal, namun kita jg menyiapkan dokter bedah umum untuk melakukan tindakan kegawatdaruratan atau penanganan awal," ujarnya.
BACA JUGA:Seminggu Kedepan, Pemkot Bengkulu Mulai Operasi Pasar Murah, Catat Jadwalnya
BACA JUGA:Keamanan dan Manfaat Tato Kosmetik yang Perlu Diketahui
Meski demikian, kejadian ini memicu kritik dari masyarakat mengenai manajemen rumah sakit dalam menghadapi penanganan pasien, terutama pada masa liburan atau hari-hari besar, yang biasanya diikuti dengan peningkatan jumlah kecelakaan dan perawatan medis lainnya.
Sementara itu, Andy Suhary sangat menyayangkan kejadian penolakan tersebut dan berharap tidak terulang kembali serta pihak rumah sakit melakukan evaluasi atas kinerja para karyawannya.
"Saya sangat menyayangkan pelayanan rumah sakit andalan kita ini, seyogyanya apapun yang terjadi musti ada dokter yang sigap menangani. Saya pikir perlu ada evaluasi agar kedepan RSUD kita menjadi lebih baik tidak hanya sarana prasarana juga termasuk pelayanan," pungkasnya.(ang)