BENGKULUEKSPRESS.COM - Air kencing berbusa merupakan hal yang normal jika terjadi sesekali. Namun, kondisi ini perlu diwaspadai jika berlangsung terus-menerus, apalagi disertai dengan gejala lain. Normalnya, air kencing berbusa dapat terjadi karena kandung kemih yang penuh sehingga aliran air kencing mengalir cepat dan menghasilkan busa saat dikeluarkan. Selain itu, kondisi ini dapat didasari oleh penyebab lain yang lebih serius sehingga perlu diwaspadai.
BACA JUGA:Begini Cara Efektif Merawat Gigi Berlubang yang Perlu Anda Ketahui
Penyebab Air Kencing Berbusa
Selain disebabkan oleh kandung kemih yang penuh, ada beberapa beberapa kondisi yang juga menjadi penyebab air kencing berbusa, seperti:
1. Dehidrasi
Air kencing berbusa bisa menjadi salah satu tanda dehidrasi yang perlu segera diatasi. Saat tubuh kekurangan cairan, kadar air dalam urine jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kadar garam, gula, dan protein. Hal ini bisa mengakibatkan air kencing menjadi berbusa. Selain urine berbusa, kondisi ini biasanya juga disertai dengan gejala lain, seperti sering merasa haus, tubuh terasa lemas, mulut dan bibir tampak kering, serta urine berwarna lebih pekat dan berbau menyengat.
BACA JUGA:Ini Penyebab Leukosit Rendah dan Gejala yang Harus Diwaspadai
2. Efek samping obat-obatan
Air kencing berbusa juga dapat disebabkan oleh efek samping obat-obatan. Beberapa obat, seperti phenazopyridine untuk menangani infeksi saluran kencing, lithium untuk mengobati gangguan bipolar, dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dapat menyebabkan kondisi ini. Meski demikian, urine berbusa yang disebabkan oleh obat-obatan umumnya dapat menghilang dengan sendirinya bila pengobatan sudah selesai atau dihentikan.
3. Ejakulasi retrograde
Kondisi air kencing berbusa juga dapat disebabkan oleh ejakulasi retrograde, yaitu kondisi ketika air mani tidak keluar melalui penis saat ejakulasi, melainkan masuk ke dalam kandung kemih. Hal ini membuat urine tampak keruh dan berbusa saat buang air kecil.
BACA JUGA:Kenali Fakta dan Manfaat Ciuman yang Merangsang
4. Proteinuria (ginjal bocor)
Munculnya air kencing berbusa juga menjadi salah satu gejala proteinuria, yaitu terdapat protein dengan kadar yang tinggi di dalam urine. Tingginya kadar protein pada urine bisa menjadi pertanda adanya penyakit ginjal. Umumnya, urine mengandung protein dalam jumlah yang sangat sedikit. Namun, akibat kerusakan di ginjal, protein tidak mampu menyaring atau menyerap protein kembali ke dalam darah. Protein yang keluar bersama urine ini akan bereaksi dengan udara sehingga menimbulkan busa.
5. Amiloidosis
Amiloidosis adalah kondisi langka yang disebabkan oleh penumpukan protein amiloid di berbagai jaringan atau organ tubuh. Apabila penumpukan protein ini terjadi pada ginjal, kondisi ini dapat menyebabkan air kencing berbusa, disertai dengan masalah pada ginjal. Selain beragam penyebab air kencing berbusa di atas, ada beberapa penyakit yang juga diduga dapat memicu kondisi ini, seperti infeksi saluran kencing, penyakit hati, multiple myeloma, dan penyakit celiac.
BACA JUGA:Bikin Sakit Gigi! Ini Bahaya Gigi Berlubang pada Anak
Pengobatan Air Kencing Berbusa
Sebelum menentukan langkah pengobatan, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan menanyakan riwayat penyakit yang sedang diderita, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, yang kerap memengaruhi fungsi ginjal. Selain itu, dokter juga akan melakukan tes urine untuk menilai warna urine, kadar protein, kandungan darah, dan kemungkinan keberadaan bakteri. Selain itu, tes darah juga dapat dilakukan pada kasus tertentu.
Setelah hasil diagnosis diperoleh, penanganan air kencing berbusa tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Bila air kencing berbusa disebabkan oleh ejakulasi retrograde, dokter akan meresepkan obat tertentu guna mengatasinya.
Jika air kencing berbusa tidak disebabkan oleh penyakit tertentu, perbanyak minum air putih agar air kencing berbusa dapat teratasi serta mencegah tubuh dari dehidrasi. Meski terlihat ringan dan umumnya tidak berbahaya, kondisi air kencing berbusa sebaiknya tidak disepelekan. Terlebih, bila kondisi ini terjadi terus-menerus dan disertai dengan beberapa gejala, seperti:
BACA JUGA:Ingin Terlihat Mempesona Meski Sedang Hamil? Ini Rahasianya
- Kelelahan
- Nafsu makan hilang
- Mual dan muntah
- Sulit tidur atau insomnia
- Nyeri di punggung atau perut bagian bawah
- Nyeri saat buang air kecil
- Perubahan warna urine, misalnya menjadi keruh, cokelat gelap, atau bahkan disertai darah
- Air mani sangat sedikit atau tidak ada sama sekali ketika ejakulasi
- Pembengkakan di tangan, kaki, perut, hingga wajah
Penanganan yang tepat diperlukan guna mencegah perburukan kondisi atau komplikasi dari kondisi ini.(bee)