BENGKULUEKSPRESS.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kabupaten Kaur dan Seluma di Provinsi Bengkulu sebagai dua daerah dengan kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) tertinggi di Indonesia. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam Rapat Koordinasi Inflasi Nasional yang digelar melalui Zoom pada Senin (11/11).
Kaur mencatat kenaikan IPH sebesar 3,76, sedangkan Seluma mencapai 1,66, masuk dalam 10 besar kabupaten/kota dengan kenaikan tertinggi di Indonesia. Meskipun demikian, Kota Bengkulu tidak termasuk dalam daftar tersebut dan tetap aman dari lonjakan signifikan.
Dalam paparan BPS, Pudji menyoroti beberapa komoditas yang memicu kenaikan harga, seperti: Bawang merah yang naik 11,26% pada minggu pertama November dibandingkan Oktober, Daging ayam ras naik 1,83%, dan
Bawang putih naik 0,90%. Sementara itu, komoditas yang menjadi penyumbang deflasi sepanjang tahun antara lain cabai merah, tomat, dan telur ayam ras.
BACA JUGA:RSTG Kota Bengkulu Kejar Akreditasi
BACA JUGA:Sekolah Energi Bersih: Bergerak untuk Melawan Krisis Iklim di Bengkulu
Indonesia mencatat inflasi bulanan sebesar 0,08% pada Oktober 2024, setelah lima bulan berturut-turut mengalami deflasi. Secara tahunan, inflasi kalender mencapai 0,82%, sedangkan inflasi inti berada pada angka 1,91%.
Plt Sekjen Kemendagri, Tomsi, dalam kesempatan yang sama menekankan pentingnya pengendalian Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas tertentu guna menjaga stabilitas harga di daerah.
Kenaikan IPH yang signifikan di Kaur dan Seluma menunjukkan adanya tantangan dalam pengendalian harga bahan pokok di kedua daerah tersebut. Dengan data ini, pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah strategis untuk menstabilkan harga dan melindungi daya beli masyarakat.
Meskipun demikian, situasi di Kota Bengkulu tetap terkendali. Penjabat Walikota Bengkulu, Arif Gunadi, yang mengikuti rapat dari Ruang Monitoring Center Diskominfo, menyampaikan optimismenya bahwa Kota Bengkulu dapat terus menjaga stabilitas harga melalui sinergi dengan berbagai pihak.
“Data ini menjadi bahan evaluasi bagi semua, khususnya untuk menjaga harga komoditas di daerah tetap stabil,” ujar Arif.
Ke depan, pemerintah pusat dan daerah akan terus berkolaborasi untuk mengatasi tantangan inflasi dan memastikan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga. (*)