Alternatif Pendekatan dalam Pilkada Bengkulu
Untuk menghindari dampak negatif politik identitas, diperlukan pendekatan yang inklusif dalam proses kampanye dan pemerintahan. Beberapa langkah strategis dapat diambil:
1. Kampanye Berbasis Persatuan
Kandidat diharapkan menonjolkan program kerja yang mencerminkan kebutuhan semua lapisan masyarakat. Penggunaan bahasa daerah dalam kampanye dapat menjadi pendekatan positif, namun tanpa mengeksploitasi identitas kesukuan. Fokus kampanye sebaiknya pada penyelesaian masalah masyarakat secara kolektif.
2. Edukasi Pemilih
Pemerintah daerah dan organisasi masyarakat sipil perlu mengedukasi pemilih tentang pentingnya memilih pemimpin berdasarkan kompetensi, bukan identitas etnis. Edukasi ini dapat membantu mengurangi sentimen primordialisme dan mendorong masyarakat untuk lebih kritis dalam menentukan pilihan.
3. Penerapan Multikulturalisme
Kandidat yang terpilih harus mengimplementasikan kebijakan yang mencerminkan prinsip multikulturalisme. Kebijakan ini akan memastikan bahwa semua kelompok etnis mendapat perlakuan yang adil dalam pembangunan daerah. Pendekatan ini dapat memperkuat integrasi sosial dan mencegah marginalisasi kelompok tertentu. .
Politik identitas berbasis kesukuan dalam Pilkada Bengkulu 2024 memiliki potensi besar untuk memicu ketegangan sosial. Namun, dengan kampanye yang inklusif, edukasi pemilih, dan penerapan kebijakan multikulturalisme, konflik tersebut dapat diminimalisasi. Masyarakat Bengkulu diharapkan memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan positif tanpa terjebak pada narasi eksklusif yang memecah belah.
Semangat inklusivitas dan persatuan seharusnya menjadi pilar utama dalam Pilakda Bengkulu, sehingga proses demokrasi tidak hanya menghasilkan pemimpin yang kompeten, tetapi juga memperkuat harmoni sosial di tengah keberagaman.(**)
Rajman Azhar
Penulis adalah Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu Angkatan 15