BENGKULUEKSPRESS.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat adanya deflasi sebesar 0,09 persen (m-to-m) pada bulan Oktober 2024.
Deflasi ini disebabkan oleh penurunan harga beberapa komoditas, terutama pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, dengan kontribusi deflasi sebesar 0,13 persen.
Komoditas yang berperan besar dalam deflasi termasuk cabai merah, terong, jengkol, kentang, dan ketimun, yang masing-masing menyumbang deflasi sebesar 0,18 persen; 0,04 persen; 0,03 persen; 0,02 persen; dan 0,01 persen.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal, mengungkapkan bahwa tren deflasi yang berlanjut hingga Oktober dipengaruhi oleh faktor penurunan harga di sejumlah komoditas.
"Masih terjadi tren deflasi sampai hingga bulan oktober. Namun kita perhatikan angkanya sudah mengecil, ini terjadi karena ada komoditas yang mengalami peningkatan harga tetapi ada juga komoditas yang mengalami penuruna harga,” ujar Win, Jumat (1/11/2024)
Faktor Penentu Inflasi dan Deflasi
Selain kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, beberapa sektor menunjukkan tren kenaikan harga. BPS mencatat bahwa biaya akademi/perguruan tinggi dan harga daging ayam ras mengalami kenaikan.
Harga daging ayam naik akibat penurunan pasokan, sementara biaya akademi turut naik seiring dengan peningkatan aktivitas pendidikan di bulan ini. Kenaikan harga karet juga menjadi tren, didorong oleh permintaan yang meningkat serta naiknya harga karet di pasar global.
Di sektor bahan bakar, penyesuaian harga BBM Non-subsidi pada bulan Oktober oleh Pertamina menyebabkan penurunan harga pada jenis pertamax, pertamax turbo, dexlite, dan pertamina dex, yang turut berperan dalam menurunkan inflasi.
Indikator Inflasi Tahunan (y-on-y) dan Tahun Berjalan (y-to-d)
Secara tahunan, Bengkulu mengalami inflasi sebesar 1,34 persen (y-on-y), dengan beberapa komoditas seperti Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan daging ayam ras yang menyumbang inflasi sebesar 0,27 persen dan 0,17 persen.
Di sisi lain, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya mencatat kenaikan harga pada komoditas emas perhiasan sebesar 0,23 persen, dan Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran turut mencatat inflasi dengan komoditas utama seperti nasi dengan lauk dan ayam goreng, yang masing-masing menyumbang sebesar 0,09 persen dan 0,04 persen.
" Deflasi di bulan Oktober ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga berbagai komoditas, dengan beberapa komoditas mengalami penurunan sementara yang lain mengalami kenaikan, terutama pada sektor bahan pangan dan pendidikan," tutup Win Rizal