BENGKULUEKSPRESS.COM - Formalin sering digunakan sebagai bahan pengawet dan pembunuh kuman, bahkan dalam produk-produk pembersih rumah tangga. Formalin perlu digunakan secara hati-hati karena paparan bahan ini dalam jangka panjang dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Formalin adalah senyawa kimia berupa gas yang tidak memiliki warna dan mudah terbakar. Bahan ini termasuk zat beracun yang dapat dengan mudah menyebar melalui udara. Kontak langsung dengan formalin dalam jangka pendek dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan. Selain itu, formalin juga diketahui bersifat karsinogen, yaitu dapat menyebabkan kanker, terutama jika terpapar dalam jangka panjang.
BACA JUGA:Ini Dia Bahaya Air Tanah yang Terkontaminasi untuk Kesehatan Tubuh
Formalin dan Bahayanya bagi Kesehatan
Formalin biasa digunakan pada kayu yang dipakai untuk membuat perabotan rumah tangga, seperti lemari pakaian, tempat tidur, atau dinding. Oleh karena itu, rumah bisa menjadi sumber paparan formalin dengan kadar paling tinggi, terutama rumah yang baru selesai dibangun atau baru saja direnovasi. Formalin pun terkandung dalam produk pembersih rumah tangga, pestisida, dan bahan pengawet sampel jaringan di laboratorium. Selain itu, formalin juga dapat ditemukan pada kompor gas dan asap rokok.
Formalin bisa memicu beragam masalah kesehatan bila terpapar terus-menerus dalam jumlah besar. Paparan formalin yang terlalu tinggi bisa memicu sakit kepala, batuk, dan iritasi pada kulit. Sementara itu, paparan formalin dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius berikut:
BACA JUGA:Bahaya Radiasi Handphone Serta Dampaknya bagi Kesehatan
Infeksi Saluran pernapasan
Formalin yang terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Penderita masalah pernapasan, seperti bronkitis dan asma, bahkan bisa mengalami gejala yang makin parah setelah menghirup formalin.
Penderita penyakit pernapasan kronis lainnya juga lebih rentan terhadap paparan formalin. Radang tenggorokan, batuk, dan mimisan, hingga sesak napas, termasuk gejala-gejala yang dapat timbul jika Anda terpapar senyawa kimia ini.
Kanker
Formalin juga diketahui sebagai salah satu zat pemicu kanker, terutama kanker paru-paru, kanker tenggorokan, kanker nasofaring, dan leukemia. Sejauh ini, penelitian memang belum membuktikan berapa batas kadar formalin yang dapat memicu kanker. Terjadinya kanker juga bisa dipicu oleh beragam paparan zat pemicu kanker lainnya.
BACA JUGA:Aktif Bergerak Adalah Kunci untuk Mencegah Kanker!
Namun, makin tinggi kadar formalin yang masuk ke tubuh, makin tinggi pula risiko terkena kanker tersebut. Perlu diketahui juga bahwa anak-anak dan lansia termasuk kelompok yang dianggap lebih sensitif terhadap formalin sehingga lebih mudah sakit setelah terpapar zat ini.
Cara Mengurangi dan Mencegah Paparan Formalin
Untuk mengurangi dan mencegah paparan formalin, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan, yaitu:
- Jaga sirkulasi udara di dalam rumah tetap segar dengan cara memanfaatkan ventilasi atau membuka jendela lebar-lebar, terutama pada pagi hingga sore hari.
- Pastikan suhu di dalam rumah pada suhu terendah yang masih nyaman, jika memungkinkan Anda bisa menggunakan air conditioner (AC).
- Ajak anggota keluarga, terlebih anak-anak dan orang lanjut usia untuk sering menghirup udara segar di luar, terutama jika mereka menderita masalah pernapasan seperti asma.
- Hindari merokok di dalam ruangan dan akan lebih baik lagi jika Anda menghentikan kebiasaan merokok
- Jika Anda sedang menggunakan insektisida atau produk pembersih, pastikan menggunakannya di luar ruangan.
- Letakkan perabotan yang mengandung formalin, misalnya kursi kayu yang baru cat, di ruangan terbuka untuk diangin-anginkan sekitar 2–3 hari sebelum digunakan di dalam ruangan.
- Cuci tangan dan bersihkan tubuh dengan air dan sabun setelah menggunakan insektisida atau produk pembersih.
- Cuci bahan makanan dengan benar sebelum dimasak.
- Masaklah makanan hingga matang, karena kandungan formalin bisa hilang pada saat proses pemanasan makanan.
- Saat membeli daging, hindari daging yang terasa keras karena kemungkinan sudah diberi formalin.
Meski tidak sepenuhnya bisa terhindar dari paparan formalin, Anda setidaknya bisa berusaha meminimalkan paparan formalin dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan di atas. Jadi, risiko terjadinya masalah kesehatan akibat formalin bisa dihindari.
Bila Anda mengalami keluhan berupa pusing, iritasi kulit hingga terasa seperti terbakar, batuk parah, atau mengi, terutama setelah menggunakan barang yang mengandung formalin, segera periksakan diri ke dokter. Nantinya, dokter akan memastikan penyebab dari keluhan tersebut agar Anda mendapatkan penanganan yang tepat.(bee)