Pisau yang sudah 2 bulan bersarang di tubuh Meji ketika dikeluarkan sudah berwarna hitam. Pisau tersebut diletakkan di dalam piring. Sedangkan perut Meji, bekas tancapan pisau itu masih terlihat bolong dan sesekali menyemburkan darah. Luka itu pun tetap dibiarkan menganga dan dibersihkan dengan kapas. \"Kata dukun tadi, biarkan dulu lukanya jangan ditutup. Biarkan darahnya keluar dulu,\" terang Sahran, ayah dari Meji.
Sekalipun pisau telah dicabut tidak membuat Meji bisa langsung tidur terlentang. Rasa sakit bekas luka tusukan terasa. Hanya saja, kini Meji sudah merasa bisa leluasa bergerak.\"Kalau sebelum pisau dicabut, semuanya serba salah. Bergerak sakit, apalagi mau tidur terlentang serasa ditusuk-tusuk dari dalam,\" ucap Sahran.
Sahran bercerita, bahwa pasca kejadian penusukan putranya sudah diobati di RSUD M Yunus, namun saat dirontgen tidak ditemukan benda apapun. Selanjutnya luka diobati sebagai mana mestinya. Namun Meji tetap merasakan kesakitan, namun diduga bekas luka tusuk yang belum sepenuhnya mengering. Namun lama kelamaan rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Meji pun sampai tidak bisa tidur terlentang. Saat tidur terlentang, di dalam perutnya seakan ada yang menusuk.
Hal itu membuat Meji terpaksa tidur dalam posisi duduk dengan pangkuan bantal. Keadaan itu juga membuat Meji sulit makan, lantaran pencernaannya sakit. Hari demi hari tubuh remaja lulusan SMA itu pun yang kala itu padat berisi kini semakin kurus.
Kejadian itu berlangsung hingga 2 bulan. Hingga tepatnya Minggu, 7 April, Meji yang terus terbatuk-batuk membuat ujung pisau yang selama ini bersarang di perutnya nongol dari bekas luka tusuknya. Darah pun terus muncrat berbarengan ketika Meji terbatuk.
Mendapati kondisi demikian, Sahran dan keluarganya membawa Meji kembali ke RSUD M Yunus, Selasa pagi (9/4) untuk kembali diperiksa. Saat di IGD RSUD M Yunus, tubuh Meji kembali dirontgen. Hasilnya, terlihat sebilah pisau berukuran 6 centimeter masih menancap di perut kanannya.(**)