BENGKULUEKSPRESS.COM - Hamil sungsang adalah kondisi ketika kepala janin berada di rahim bagian atas, bukannya di rahim bagian bawah mendekati jalan lahir. Jika posisi janin ini menetap hingga mendekati waktu kelahiran, Bumil perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan metode persalinan yang aman.
Ketika kandungan berusia 32–36 minggu, janin biasanya sudah berada dalam posisi siap dilahirkan, yaitu kepala di bagian bawah rahim menuju jalan lahir. Namun, terkadang posisi kepala janin masih berada di rahim atas walau sudah mendekati waktu persalinan.
BACA JUGA:Jenis Kelamin Bayi Bisa dilihat dari Kondisi Kulit Wajah Ibu Hamil?
Berdasarkan posisi janin di dalam kandungan, hamil sungsang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Frank breech, yaitu posisi sunsang di mana kedua kaki janin lurus ke atas mendekati kepala dan tubuhnya terlipat menyerupai huruf V.
2. Footling breech, yaitu posisi sungsang dengan salah satu kaki bersila atau mendekati kepala, sedangkan kaki lainnya mengarah ke bawah dengan lutut tertekuk. Kaki inilah yang nantinya akan keluar terlebih dahulu jika melakukan persalinan normal.
3. Complete breech, yaitu kedua lutut janin tertekuk.
Jika mengalami hamil sungsang, Bumil mungkin bertanya-tanya apakah ada acara untuk memutar posisi janin atau haruskah melahirkan dengan operasi caesar. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
BACA JUGA:Mengenal Pregnancy Glow! Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
Serba-Serbi Hamil Sungsang
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Bumil ketahui tentang hamil sungsang:
1. Tanda-tanda hamil sungsang yang bisa dirasakan
Hamil sungsang dapat diketahui melalui pemeriksaan USG atau pemeriksaan vagina oleh dokter kandungan. Namun, Bumil juga bisa merasakan apakah janin di dalam kandungan berada dalam posisi sungsang atau tidak. Jika janin berada dalam posisi sungsang, Bumil mungkin akan merasa sesak napas. Bagian bawah tulang rusuk Bumil pun mungkin akan terasa tidak nyaman. Kondisi ini terjadi karena kepala janin menekan bagian di bawah diafragma. Selain itu, Bumil juga mungkin dapat merasakan tendangan di kandung kemih atau perut bagian bawah.
2. Penyebab hamil sungsang
Penyebab hamil sungsang masih belum diketahui dengan jelas. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hamil sungsang, yaitu:
- Kehamilan kembar
- Riwayat persalinan prematur atau kehamilan sungsang sebelumnya
- Cairan ketuban terlalu banyak atau terlalu sedikit
- Bentuk rahim tidak normal atau ada tumor jinak di dalam rahim
- Plasenta previa
BACA JUGA:Usia Kehamilan 3 Bulan, Masa ketika Bayi Mulai Bisa Mendengar
3. Perubahan posisi janin sungsang
Posisi janin sungsang banyak terjadi ketika usia kandungan di bawah 35 minggu dan posisi ini bisa berubah dengan sendirinya. Namun, setelah usia kehamilan mencapai 35 minggu, janin akan bertambah besar, sehingga sulit baginya untuk berpindah ke posisi normal. Jika posisi sungsang bertahan hingga minggu ke-37 kehamilan, kemungkinan besar posisi janin akan tetap seperti itu.
Apabila kandungan masih berusia 32–36 minggu, ada berbagai metode yang bisa dilakukan untuk mengubah posisi janin sungsang menjadi normal, yaitu:
Metode alami
Walau alami, metode ini belum terbukti efektif secara ilmiah dapat mengembalikan posisi janin sungsang menjadi normal. Beberapa metode alami yang dapat dilakuan adalah:
- Mengangkat pinggul dan panggul dalam posisi telentang selama 10–20 menit, sebanyak 3 kali sehari
- Memperdengarkan musik kepada janin
- Memberikan kompres dingin di perut bagian atas dan kompres hangat di perut bagian bawah
BACA JUGA:Hanya 2 Jutaan, POCO M6 Hadir untuk Pasar Tanah Air
Melakukan akupunktur juga dipercaya dapat membantu mengendurkan rahim dan merangsang pergerakan janin. Namun, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba akupunktur saat hamil.
Metode external cephalic version (ECV)
EVC hanya boleh dijalani ketika posisi janin masih sungsang setelah kehamilan berusia 37 minggu. Teknik ini dilakukan oleh dokter dengan cara menggerakkan kedua tangannya pada perut Bumil untuk mengubah posisi janin. Meski demikian, metode ini tidak selalu efektif. Kalaupun berhasil, kemungkinan posisi janin untuk kembali sungsang masih bisa terjadi. Selain itu, metode ECV juga dapat menimbulkan beberapa risiko, misalnya ketuban pecah dini, merangsang persalinan, serta perdarahan pada rahim.
4. Komplikasi hamil sungsang
Secara umum, hamil sungsang bukan merupakan kondisi berbahaya hingga tiba saatnya persalinan. Jika janin sungsang tetap dilahirkan secara normal melalui vagina, janin akan berisiko mengalami cedera lahir. Persalinan normal untuk melahirkan bayi sungsang juga bisa berlangsung lebih lama, sehingga membuat ibu kelelahan. Persalinan lama ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gawat janin. Selain itu, jika salah satu lengan bayi tersangkut di dalam jalan lahir akibat persalinan yang lama, maka bayi bisa terlahir dengan lumpuh pada bahu tersebut (Erb’s palsy).
BACA JUGA:Cara Mengobati Batuk dan pilek Secara Alami, dr Zaidul Akbar Bagikan Resepnya
5. Metode persalinan untuk ibu yang hamil sungsang
Jika posisi janin bisa berubah ke posisi normalnya, maka persalinan normal melalui vagina mungkin dapat dilakukan. Posisi sungsang tertentu juga mungkin masih bisa dilahirkan secara normal, akan tetapi sebagian besar janin sungsang akan dilahirkan melalui persalinan caesar.
Persalinan caesar dianggap lebih aman daripada persalinan normal karena memiliki risiko yang lebih kecil untuk menyebabkan komplikasi. Walaupun begitu, operasi caesar tetap berisiko menimbulkan komplikasi berupa perdarahan dan infeksi, selain juga membuat ibu dan bayi perlu lebih lama dirawat di rumah.
Jika Bumil mengalami hamil sungsang, cobalah untuk tidak panik dan tetaplah rutin memeriksakan kandungan ke dokter. Dengan begitu, dokter dapat memantau kondisi janin dan merencanakan metode persalinan yang paling aman bagi Bumil dan janin.(**)