BENGKULUEKSPRESS.COM - KB steril adalah jenis kontrasepsi yang tidak hanya digunakan oleh wanita untuk mencegah kehamilan, tetapi juga pria. Jenis KB ini cocok bagi pasangan yang sudah tidak lagi ingin memiliki keturunan karena sifatnya permanen.
KB steril atau sterilisasi merupakan metode paling efektif untuk mencegah kehamilan secara permanen. Ada dua jenis KB steril untuk wanita yang bisa dipilih, yaitu implan tuba (nonoperasi) dan ligasi tuba (operasi). Sementara untuk pria, sterilisasi bisa dilakukan melalui prosedur vasektomi.
BACA JUGA:Belum Mau Punya Momongan? Kenali 3 Metode KB Alami untuk Cegah Kehamilan
Berbagai Jenis KB Steril untuk Wanita dan Pria
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terdapat tiga jenis KB steril yang bisa Anda atau pasangan pertimbangkan untuk digunakan. Berikut ini adalah penjelasan tentang ketiga jenis KB steril tersebut:
Implan tuba
Implan tuba merupakan metode KB steril tanpa operasi yang dilakukan dengan cara memasukkan dua logam kecil (essure) ke tuba falopi melalui vagina dan serviks. Masing-masing tuba falopi diisi dengan satu logam. Alat ini akan mengiritasi lapisan dalam tuba falopi dan meninggalkan bekas luka atau jaringan parut. Bekas luka ini lama-kelamaan dapat menutup tuba falopi dan mencegah sperma masuk untuk membuahi sel telur.
Tuba falopi dapat menutup dengan sempurna 3 bulan setelah prosedur ini dilakukan. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk memakai alat kontrasepsi lain, seperti kondom atau pil KB, selama proses penebalan luka berlangsung. Menurut penelitian, tingkat efektivitas implan tuba dalam mencegah kehamilan mencapai 99,8%. Namun, metode ini memiliki efek samping berupa mual, muntah, kram, pusing, perdarahan, atau keluar bercak darah.Meski begitu, sebagian besar wanita sudah bisa kembali beraktivitas dengan normal setelah menjalani prosedur ini.
BACA JUGA:Mau Melakukan Vasektomi? Ini yang Harus Anda Ketahui
Ligasi tuba
Ligasi tuba dilakukan melalui prosedur operasi, yaitu dengan cara mengikat tuba falopi sehingga akan menutup jalan masuknya sperma ke tuba falopi. Prosedur ini bisa menyebabkan kemandulan permanen. Proses penutupan tuba falopi dilakukan dengan cara memasukkan gas ke rongga perut hingga mengembang. Selanjutnya, dokter akan membuat sayatan kecil untuk menjangkau tuba falopi.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dokter untuk menutup tuba falopi, yaitu memotong dan mengikatnya, mengangkat sebagian tuba, atau memblokir saluran tuba falopi dengan perangkat medis. Usai menjalani prosedur ligasi tuba, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, yaitu:
- Perbanyak istirahat selama beberapa hari atau setidaknya satu hari sebelum kembali melakukan aktivitas seperti biasa. Aktivitas sudah bisa berjalan normal sekitar seminggu setelah prosedur selesai dijalani.
- Hindari mandi setelah menjalani operasi. Anda bisanya diperbolehkan mandi 1 atau 2 hari setelah operasi. Hindari pula menggosok atau menekan area sayatan selama seminggu.
- Hindari berhubungan intim sementara waktu hingga luka mulai sembuh dan Anda pun sudah mulai merasa nyaman. Namun, konsultasikan ke dokter lebih dulu karena lamanya pemulihan pascaoperasi pada setiap orang berbeda-beda.
BACA JUGA:Ini Dia Berbagai Risiko Tubektomi bagi Wanita
Selain itu, selama prosesnya bisa terjadi perdarahan dari vagina atau perut terasa kembung akibat penggunaan gas untuk mengembangkan rongga perut. Namun, hal ini dapat hilang dengan sendirinya selama sehari atau lebih. Punggung atau bahu pun akan terasa sakit akibat gas yang ada di perut. Namun, hal ini bisa hilang setelah tubuh menyerap gas tersebut.
Vasektomi
Vasektomi merupakan prosedur operasi untuk memotong atau mengikat saluran sperma guna mencegah sperma masuk ke dalam air mani pria. Ini artinya ketika pria mengalami ejakulasi, air mani tidak mengandung sperma di dalamnya. Dengan begitu, walaupun pasangan berhubungan intim dan mengeluarkan cairan ejakulasi di dalam rahim, proses pembuahan sel telur tidak dapat terjadi.
Vasektomi hampir sepenuhnya efektif mencegah kehamilan dan tidak berdampak pada kehidupan seksual, seperti kemampuan ereksi, ejakulasi, dan volume air mani. Vasektomi juga tidak berpengaruh pada produksi hormon testosteron, yaitu hormon yang mengendalikan gairah seks, kedalaman suara pria, pertumbuhan janggut, dan ciri-ciri maskulin lainnya.
BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Mulai Ajukan Proposal Revitaliaasi Pasar ke Pemerintah Pusat
Namun, perlu diingat bahwa umumnya dibutuhkan waktu 2–4 bulan hingga air mani sama sekali tidak mengandung sperma. Oleh karena itu, dokter akan menyarankan penggunaan alat kontrasepsi lain sebelum efek KB vasektomi ini optimal.
Hal yang Perlu Diketahui sebelum Melakukan KB Steril
Sebelum menjalani salah satu prosedur KB steril yang sudah disebutkan dan dijelaskan sebelumnya, alangkah baiknya bila Anda mengetahui sisi positif dan negatif dari KB steril. Berikut ini adalah beberapa sisi positif dan negatif KB steril:
Sisi positif
Selain efektif dan sifatnya permanen dalam mencegah kehamilan, KB steril tidak akan memengaruhi hormon Anda. Siklus menstruasi dan hasrat bercinta pun tidak terpengaruh akibat KB steril. Bahkan, Anda jadi bisa lebih rileks dan leluasa saat berhubungan seksual karena tidak perlu takut akan terjadinya kehamilan.
BACA JUGA:Calon Walikota Rekomendasi PAN, Zulhas Sebut Keputusan di DPW PAN Helmi Hasan
Sisi negatif
KB steril memang paling efektif untuk mencegah kehamilan. Akan tetapi, walau tergolong jarang, tetap ada kemungkinan terjadinya kehamilan. Biasanya, kehamilan dapat terjadi ketika Anda berhubungan seks tanpa pengaman sesaat setelah proses KB steril dilakukan atau prosedur implan tuba, ligasi, dan vasektomi tidak berjalan dengan baik.
Namun, jika terjadi pembuahan setelah prosedur KB steril, kemungkinan yang paling tinggi terjadi adalah kehamilan ektopik. Penggunaan KB steril juga tidak mencegah Anda terkena penyakit menular seksual. Oleh karena itu, Anda tetap dianjurkan untuk memakai kondom guna mencegah penularan penyakit tersebut.
BACA JUGA:Jangan Sampai Salah Pilih Celana Dalam Pria, Agar Tidak Mengganggu Kesuburan
Perlu diingat bahwa KB steril adalah metode untuk mencegah kehamilan yang bersifat permanen. Setelah menjalani prosedur ini, Anda mungkin tidak bisa lagi memiliki keturunan. Sebagian wanita yang menjalani KB steril bisa saja menyesal, karena ada suatu hal yang membuat dirinya ingin memiliki anak lagi.
Prosedur KB steril, khususnya ligasi tuba, memang bisa dipulihkan seperti semula. Namun, tingkat keberhasilan Anda dan pasangan untuk memiliki momongan lagi masih kecil, terutama jika terdapat banyak jaringan parut akibat ligasi tuba di daerah panggul. Pertimbangkan sematang mungkin sebelum Anda menjalani KB steril. Diskusikan kembali dengan pasangan dan pastikan Anda sudah tidak lagi berencana memiliki anak di kemudian hari.(**)