BENGKULUEKSPRESS.COM - Apakah kamu pernah bertanya bagaimana produksi ASI bisa terjadi? Ini disebabkan adanya hormon prolaktin. Hormon prolaktin sendiri bukan hanya berfungsi untuk produksi ASI, tapi juga laktasi dan perkembangan jaringan payudara tertentu.Namun, kadar prolaktin yang terlalu tinggi dapat menyebabkan haid tidak teratur dan berbagai gejala lainnya.
BACA JUGA:Ini Dia Tips Cara Memompa Asi yang Benar!
Prolaktin juga dikenal sebagai laktotropin dan PRL. Seperti yang sudah dijelaskan, hormon ini bertanggung jawab pada laktasi, perkembangan jaringan payudara tertentu serta berkontribusi pada ratusan proses tubuh lainnya. Tingkat prolaktin umumnya rendah pada pria, wanita yang tidak hamil dan menyusui. Sebaliknya, wanita yang sedang hamil dan menyusui umumnya memiliki prolaktin yang lebih tinggi.
Sebagian besar prolaktin berasal dari kelenjar pituitari. Kelenjar pituitari sendiri adalah kelenjar kecil seukuran kacang yang terletak di dasar otak, di bawah hipotalamus. Ini adalah bagian dari sistem endokrin. Kelenjar pituitari bertugas membuat banyak hormon penting dalam tubuh, salah satunya prolaktin. Selain itu, dopamin (zat kimia otak) dan estrogen juga berperan untuk mengontrol produksi dan pelepasan prolaktin dari kelenjar pituitari. Selain itu, sistem kekebalan tubuh, sistem saraf pusat rahim, serta kelenjar susu juga dapat memproduksi prolaktin.
BACA JUGA:Mulai Usia 5 Tahun, Sampai Kapan Payudara Akan Terus Bertumbuh?
Penyebab hormon prolaktin tinggi
Hormon prolaktin yang tinggi disebut dengan hiperprolaktinemia. Kondisi ini terjadi ketika kadar hormon prolaktin yang ada dalam darah lebih tinggi dari kadar normal. Dampaknya adalah dapat menyebabkan gangguan pada reproduksi dan fungsi seksual.
Pada masa kehamilan dan menyusui, kadar prolaktin dalam darah menjadi lebih tinggi. Ini adalah hal yang normal. Namun, jika seseorang mengalami peningkatan kadar hormon prolaktin meski tidak hamil dan menyusui, maka ada beberapa penyebab yang perlu dicari dan segera ditangani.
Hiperprolaktinemia dapat disebabkan karena penggunaan obat-obat tertentu atau penyakit. Berikut beberapa penyebab tersebut:
- Tumor atau penyakit lain yang mempengaruhi kelenjar pituitari
- Prolaktinoma (tumor jinak pada kelenjar pituitari)
- Infeksi, tumor, atau cedera pada hipotalamus
- Sindrom Cushing
- Hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid)
- Sirosis
- Cedera pada dinding dada atau kondisi lain yang berpengaruh pada dinding dada, seperti herpes zoster
- Gagal ginjal kronis
- Akromegali
BACA JUGA:M Soleh Ambil Formulir Bakal Calon Walikota Bengkulu di Partai Gerindra
Selain penyakit, peningkatan prolaktin juga dapat disebabkan penggunaan obat-obatan tertentu, seperti:
- Penghambat asam H2, seperti ranitidine dan cimetidine
- Antihipertensi, seperti nifedipine, verapamil, serta metildopa
- Estrogen, seperti pada terapi pengganti hormon atau pil KB
- Antidepresan, seperti amitriptyline, fluoxetine serta citalopram
- Antipsikotik, haloperidol dan risperidon
- Pereda mual dan muntah, seperti domperidone dan juga metoclopramide
- Pereda nyeri atau opioid
Pada beberapa kasus, hiperprolaktinemia juga dapat terjadi tanpa diketahui penyebab pastinya. Kondisi yang satu ini disebut dengan hiperprolaktinemia idiopatik.
Fungsi hormon prolaktin
Fungsi hormon prolaktin dapat berbeda bagi pria dan wanita. Pada pria, hormon ini berfungsi untuk merangsang produksi sperma. Bukan hanya itu, prolaktin juga berfungsi untuk membantu menstabilkan gairan seks pada pria. Sedangkan, fungsi hormon prolaktin untuk wanita adalah merangsang produksi ASI. Hormon prolaktin juga berkontribusi dalam pertumbuhan payudara sampai dengan membantu mengatur siklus menstruasi.
BACA JUGA:Bocah 4 Tahun di Kaur Dicabuli Pelajar SMP
Perlu diketahui bahwa kadar hormon prolaktin pada wanita akan mengalami peningkatan sejak sama kehamilan sampai dengan menyusui. Namun, tidak perlu khawatir, kamu bisa kembali normal setelah melewati beberapa bulan menyusui. Lantas, bagaimana dengan wanita yang melahirkan tapi tidak menyusui? Nantinya, kadar hormon prolaktin akan turun sehingga kadarnya akan kembali normal.
Selain berbagai fungsi hormon prolaktin yang sudah disebutkan di atas, hormon prolaktin juga dipercaya memiliki peran untuk mengatur sistem kekebalan tubuh, mengatur perilaku, metabolisme, kadar cairan tubuh, dan juga sistem reproduksi. Namun, hal ini masih diperlukan beberapa penelitian lebih lanjut.
Cara mengetahui kelainan hormon prolaktin
Cara untuk mengetahui kelainan hormon prolaktin adalah dengan mengetahui berbagai gejala yang muncul, misalnya mengalami kesulitan memiliki anak, penurunan gairah seksual, pengeroposan tulang dan gejala lainnya. Kelainan hormon prolaktin juga ditandai dengan kadar hormon prolaktin yang lebih tinggi dibanding dari kadar normal. Berikut kadar hormon prolaktin normal dalam darah:
BACA JUGA:Himbauan Kapolresta Bengkulu Saat Nobar; Dilarang Mungut Uang Parkir Hingga Bawa Sajam dan Miras
- Pria: 2–18 nanogram/mililiter (ng/mL)
- Wanita yang tidak hamil: 2–29 ng/mL
- Ibu hamil: 10–209 ng/mL
Dokter nantinya juga akan melakukan pemeriksaan berdasarkan gejala, riwayat penyakit dan pengobatan pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan tes kehamilan pada pasien wanita yang belum mengalami menopause. Dokter juga akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar hormon prolaktin. Jika ternyata tinggi, akan dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal dan kadar hormon tiroid untuk mengetahui penyebabnya. (**)