BENGKULUEKSPRESS.COM - Jika bukan karena keutamaan, kejujuran dan kemuliaan jiwa dari lima orang bersaudar itu dengan seorang wanita yaitu ibu dari mereka berlima, maka dapat dipastikan bahwa umur mereka tak kan lebih dari satu warsa. Karena sebuah perilaku licik dari orang orang yang sebenarnya masih sedarah dengan mereka berlima, namun karena hasutan dan nafsu angkara akan kekuasaan, mereka berlima harus menjalani hukuman sebagai terpidana.
BACA JUGA:Simak Langkah Pengamanan Kelistrikan untuk Menghindari Tersengat Listrik Saat Musim Penghujan
Dalam perjalanan yang penuh rahasia, dari satu hutan ke hutan yang lain, dari satu daerah ke daerah yang lain, dengan tetap sembunyi sembunyi, karena bila keberadaanya diketahui oleh pihak kerajaan, mereka berlima sah untuk dibunuh. Namun karena sifat sifat mereka yang selalu mulia, dibawah bimbingan ayahnya, seorang raja besar dari sebuah kerajaan besar pula yang bergelar Prabu Pandu Dewanata, dan istrinya yang bernama Dewi Kunti, maka perjalanan yang tersembunyi itupun dapat berjalan dengan aman. Bahkan beberapa saudara yang memeliki kemampuan luar biasa, tetap dapat berkunjung dan saling berhubungan, seperti Sri Kresna.
Saat masa pembuangan berakhir, mereka bertekad untuk tak kan kembali ke kerajaan mereka berasal, namun ingin membangun sebuah kerajaan baru, pemerintahan baru. Maka sampailah mereka pada sebuah wilayah kerajaan, yang dipimpin oleh Prabu Matsyapati, yang masih ada hubungan kerabat dengan kakek moyang mereka berlima.
BACA JUGA:Kesiapan SPKLU PLN Diapresiasi Pemudik, Semua Lancar dan Banyak Fasilitas Pendukungnya!
Oleh Sang Prabu, mereka diberi kuasa untuk membuka daerah baru, sebuah hutan belantara yang penuh dengan binatang buas dan dihuni oleh kerajaan jin yang sakti dan kejam. Tak mudah bagi mereka untuk membuka hutan itu, karena memang usia mereka yang masih muda, ilmu kanuragan yang dimilikinyapun belum matang benar. Maka beberapa kali mereka belima bekerja keras membuka hutan, setiap kali pula ada rintangan yang menghadang yang membahayakan keselataman mereka.
Hal ini didengar oleh Sang Parbu, maka dengan pertolongannya, dipanggillah resi yang sangat mumpuni untuk membantunya. Oleh sang resi, mereka berlima diberinya sebuah hadiah minyak yang bernama Minyak Jayengkaton. Dimana apabila minyak itu dioleskan ditubuh mereka, mereka akan dapat melihat para raksasa dan jin yang menguni hutan yang terkenal dengan nama Hutan Wanamarta itu.
Mereka berlima, yang masing masing bernama Samiaji, si sulung, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa setelah menggunakan minyak itu, dapat bertatap muka dan berbicara dengan para raja jin yang ada. Karena niat mereka yang baik, dengan kejujurtan dan kemuliaan yang telah mereka tunjukan selama ini,maka sang raja jin dapat mengerti, dan bahkan kemudian ikut serta membangun kerajaan di tengah hutan tersebut.
Setelah mereka bekerjasama, pekerjaan membangun kerajaan itu terasa sangat mudah dan lancar. Waktu demi waktu, kegiatan mereka semakin besar, dan mulai terdengar di sekitar daerha hutan. Karena mereka terkenal dengan sifat sifatnya yang baik, maka tak lama kemudian banyak berdatangan orang orang untuk tinggal bermukim dan menjadi rakyat dari kerajaan baru itu.
Samiaji, putra sulung itu kemudian dinobatkan sebagai raja, atas desakan keempat saudara mereka. Hal itu di amin i oleh para raja jin, yang kebetulan berjumlah lima orang juga. Karena begitu senangnya mereka akan pemerintahan baru itu, maka para raja jin pun ingin turut serta mendiami kerajaan baru yang berdiri di wilaya mereka itu. Maka dengan suka rela, para raja jin yang bernama Yuditira, Dandunwacana, Suparta, Sapujagad, dan Sapulebu, ingin menyatu dengan tubug dari para ksatria itu. Hal itu diterima dengan baik oleh mereka berlima, bahkan ibu mereka yang turut serta selama masa pembuangan itu, Dewi Kunti, merestui niat mereka.
Maka kemudian, Sang Raja Jin, Yudistira hilang ditelan angin dan masuk ketubuh Samiaji, demikian juga dengan Dandunwacana, Suparta, Sapujagad dan Sapulebu,masing masing kemudian menyatu dengan Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa.
Untuk tetap menghormati para raja jin itu, terutama sang raja, yaitu Yudistira, maka Samiaji pun kemudian bergelar atau mempunyai nama lain sebagai Yudistira. Dan kerajaan bari itu, yang berdiri di tengah hutan Wanamarta, kemudian keberi nama kerjaan Amarta, yang di kemudian hari menjadi kerajaan yang besar hingga menyamai kerajaan Hastinapura, tempat mereka berlima berasal.(**)