Sejarah Peredaran Opium Atau Candu Di Dunia

Senin 19-02-2024,20:04 WIB
Reporter : Jamal Maarif
Editor : Jamal Maarif

Tahun 1910 Setelah 150 tahun lamanya gagal dalam usaha untuk membebaskan negara mereka dari opium, orang-orang Cina berhasil membujuk Inggris untuk menggagalkan perdagangan opium antara India dan Cina. Tahun 1940-an Perang Dunia Kedua memotong aliran perdagangan opium dari India dan Persia. Khawatir akan kehilangan monopoli perdagangan opiumnya, Perancis mendorong para petani Hmong dari daerah pegunungan di selatan Cina untuk memperluas pembuatan opium.

Tahun 1948 Birma mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris pada akhir Perang Dunia Kedua. Penanaman dan perdagangan opium berkembang di daerah Shan. Tahun 1950-an A.S. berusaha untuk menahan penyebaran Komunisme di Asia dengan menempa kerjasama dengan suku-suku dan para pemimpin yang mendiami daerah Segitiga Emas, sehingga menyediakan kelancaran hubungan dan perlindungan di sepanjang perbatasan Cina.

Di pertengahan tahun 1950-an, KMT, sebuah Partai Nasionalis Cina, lari ke daerah-daerah di sekitar Segitiga Emas setelah mengalami kekalahan dari Komunis Cina. Untuk membiayai tujuannya melawan penyerangan Komunis, KMT membujuk para petani suku perbukitan Birma untuk menanam lebih banyak opium. Birma sebagai bagian dari Segitiga Emas meningkatkan pembuatan opiumnya sebanyak 10 sampai 20 kali lipat, dari 30 ton menjadi 300-600 ton.

BACA JUGA:Dibandrol Rp 3 Jutaan, Samsung Galaxy A34 5G Miliki Bodi Minimalis dengan Sertifikasi IP67

Tahun 1960-an Para pedagang opium Asia Tenggara mendirikan pabrik-pabrik penyulingan heroin pertama di pertengahan tahun 1960-an di perbukitan di Laos, di seberang sungai Mekong dari Chiang Khong di Thailand. Kemudian, mereka membangun lebih banyak pabrik lagi di perbatasan Thai-Birma.

Tahun 1972 Panglima Perang Birma Khun Sa mengendalikan ekspor heroin dari Segitiga Emas, yang menjadi sumber utama bahan opium mentah dalam perdagangan obat terlarang yang menguntungkan. Tahun 1978 Wabah heroin menurun. Pencarian atas sumber bahan baku opium menuju Sierra Madre di Meksiko. “Mexican Mud” untuk sementara menggantikan heroin “China White” sampai tahun 1978.

Pada tahun yang sama, pemerintah A.S. dan Meksiko menyemprot ladang opium dengan herbisida yang menurunkan jumlah “Mexican Mud” di A.S. Untuk menutupi kekurangan pasokan, daerah “Golden Crescent” (Bulan Sabit Emas) di Iran, Afganistan dan Pakistan meningkatkan pembuatan dan perdagangan heroin gelap.

BACA JUGA:Begini Cara Alami Mengobati Turun Berok dengan Jahe

Tahun 1988 Pemimpin militer Birma meningkatkan pembuatan opium berdasarkan peraturan State Law and Order Restoration Council (Dewan Pemulihan Hukum dan Perintah). A.S. mencurigai bahwa sebuah pengiriman terbesar sejumlah 2.400 pon heroin yang disita di Thailand, dengan tujuan New York, berasal dari Segitiga Emas.

Tahun 1993 Angkatan Darat Thailand dengan bantuan Biro Penerapan Hukum Obat-obatan Terlarang A.S. melancarkan kegiatan penghancuran ribuan akre tanaman opium di daerah Segitiga Emas. Tahun 1995 Segitiga Emas kini menjadi penghasil opium utama, menghasilkan 2.500 ton setiap tahunnya. Menurut para ahli obat terlarang A.S., para pengedar obat terlarang telah menciptakan jalur perlintasan baru dari Birma melalui Laos menuju bagian selatan Cina, Kamboja dan Vietnam. Sebagai perbandingan, panen tahun 1987 di Birma mencapai 836 ton opium mentah; di tahun 1995 hasilnya meningkat menjadi 2.340 ton.

Tahun 1999 Afganistan menghasilkan panen berlimpah opium sebanyak 4.600 ton. U.N. Drug Control Program (Program Pengawasan Obat Terlarang PBB) memperkirakan bahwa Afganistan menghasilkan 75 persen dari seluruh heroin di dunia. Tahun 2002 U.N. Drug Control and Crime Prevention Agency (Biro Pengawasan Obat Terlarang dan Pencegahan Kejahatan PBB) mengumumkan bahwa Aghanistan sekali lagi merupakan penghasil opium terbesar sedunia.

BACA JUGA:Bagaimana Wujud Kutu Kemaluan, dan Apakah Berbahaya?

Tahun 2003 Usaha Korea Utara untuk memasuki pasar heroin Australia dengan perdagangan heroin yang didukung oleh pemerintahan negara itu mengalami kesulitan. Tahun 2006 U.N. Office on Drugs and Crimes (Biro Pengawasan Obat Terlarang dan Kejahatan PBB) melaporkan bahwa hasil panen opium di Afganistan di tahun 2006 akan mencapai 6.100 metrik ton - suatu pencapaian tertinggi di dunia. Angka ini merupakan 92 persen dari seluruh pasokan opium di dunia.

Tahun 2007 Raja opium dan mantan pemimpin yang memisahkan diri dari daerah Shan di Segitiga Emas, Khan Sa, meninggal dunia. Ia hidup dari tahun 1933 sampai 2007. Pada masa puncaknya, kerajaan narkotika Khun Sa mengatur pembuatan sekitar seperempat dari pasokan heroin sedunia.

BACA JUGA:Makanan Ini Disarankan untuk Penderita Pengapuran Tulang

Tahun 2010 Meskipun terjadi penurunan teratur penanaman opium selama tiga tahun terakhir, Birma tetap menjadi penghasil opium kedua terbesar di dunia setelah Afganistan dan menghasilkan sebanyak 330 metrik ton atau 17 persen dari pasokan dunia untuk tahun lalu, menurut “Laporan Obat Terlarang Dunia tahun 2010” dari PBB. (**)

Kategori :