Mengenal Sajian Kelicuk Khas Suku Rejang di Bengkulu

Jumat 26-01-2024,12:51 WIB
Reporter : Fitri Nugroho
Editor : Rajman Azhar

Bukan tanpa alasan, suku Rejang memiliki filosofi tersendiri mengenai kelicuk. Bentuknya yang menyerupai segitiga atau kerucut dimaknai agar pengantin segera dikaruniai anak dan tidak mengalami kemandulan. 

Sedangkan masyarakat Rejang di Kepahiang dahulu menjadikan kelicuk sebagai jamuan utama dalam tradisi doa bersama. Doa bersama ini kepada keluarga yang sulit mendapatkan momongan.

BACA JUGA:Kue Bagiak, Oleh-oleh Andalan Saat Berkunjung ke Banyuwangi, Jawa Timur

Tahukah kamu? Kelicuk berasal dari kata kelituk dan cencukkue kelicuk. Konon, kelicuk merupakan gabungan dari kata kelituk dan cencuk.

Keduanya merupakan bahasa Rejang yakni kelituk berarti melipat dan cencuk bermakna ditusuk dengan jari telunjuk. 

Hal ini mengacu pada cara membungkus yang menggunakan kedua gerakan tangan untuk membentuk kerucut atau segitiga.

Tak heran kalau di daerah lain pun memiliki bentuk dan nama yang berbeda. Sebagian besar di luar daerah Rejang, bentuknya silinder, menyerupai lemper atau nagasari.

Tidak hanya disajikan saat hajatan kini siapapun bisa membuatnya sendiri di rumah dengan bahan yang mudah didapat. Tentunya tetap menggunakan bahan utama yakni beras ketan dan pisang yang sudah matang.

BACA JUGA:Se'i, Makanan Khas Suku Mollo Nusa Tenggara Timur

Kamu bisa menambahkan gula pasir, garam, vanili, dan kelapa parut. Sejumlah bahan tersebut untuk menambahkan cita rasa manis, harum, dan gurih. Kalau ingin sedikit berbeda, kamu mengkreasikannya dengan menambahkan parutan keju cheddar.

Sebelum memasaknya, lebih baik memilih pisang yang sudah terlalu matang. Kemudian kamu perlu merendam beras ketan sebelum mengolahnya menjadi kelicuk.

Kue tradisional ini pun dapat menjadi kudapan lezat untuk keluarga yang makin lengkap disajikan dengan teh hangat atau kopi. Ternyata kelicuk gak hanya manis dan legit, tapi juga mudah 

Kategori :