Peningkatan pengaruh pasar ini sejalan dengan pandangan Analis Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Christopher Rusli.
Menurutnya, kolaborasi antara TikTok dan Tokopedia berpotensi menguasai lanskap e-commerce di Indonesia. Keberadaan TikTok juga dinilai meningkatkan fleksibilitas keuangan Tokopedia, dengan potensi keuntungan yang besar dari transaksi masif melalui fitur siaran langsung TikTok.
"Ada potensi cross-selling kepada 125 juta pengguna TikTok untuk layanan dan produk lain GoTo," ujar Christopher saat Media Day di Jakarta pada Kamis (14/12). Seiring dengan terus berkembangnya pemandangan e-commerce, aliansi strategis ini tampaknya siap meninggalkan jejak yang kuat dalam pasar Indonesia.
TikTok Shop telah kembali beroperasi setelah mengalami penutupan selama sekitar 2 bulan.
Sebelumnya, terdapat laporan bahwa mereka melakukan pendekatan dengan beberapa platform e-commerce di Indonesia untuk melanjutkan bisnisnya.
Namun, akhirnya, perusahaan asal China ini memutuskan untuk bermitra dengan Tokopedia dengan mengakuisisi 75,01% saham perusahaan.
Alasan pemilihan Tokopedia sebagai mitra tidak lama kemudian terungkap. Stephanie Susilo, Direktur Eksekutif E-Commerce TikTok Indonesia, menjelaskan bahwa keputusan ini didasarkan pada kesamaan visi dan misi antara TikTok dan Tokopedia.
"Kami memilih bekerjasama dengan Tokopedia karena kami memiliki visi dan misi yang sejalan dalam mendukung dan menghargai bisnis lokal, UMKM lokal, serta para kreator di Indonesia," ungkapnya, seperti yang diutarakan pada konferensi pers yang berlangsung setelah peluncuran kampanye 'Beli Lokal' Tokopedia-TikTok dalam rangka Harbolnas 12.12. Keputusan ini menunjukkan komitmen keduanya untuk mendukung ekosistem bisnis lokal dan industri kreatif di Indonesia.